JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-- Politisi Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) secara tegas mengatakan bahwa partai politik, seperti Partai Golkar bukan sebuah perusahaan. Sebab kader partai politik bukanlah karyawan seperti dalam perusahaan. Oleh sebab itu memimpin parpol tidak bisa seenaknya seperti mengelola perusahaan.
"Pendekatannya (memimpin parpol-red) harus berbeda, tidak bisa pendekatan kekuasaan," ujar Bamsoet usai secara resmi menyerahkan dokumen pendaftaran sebagai Calon Ketua Umum (Caketum) Partai Golkar di Jakarta, Senin (2/11/2019)
Bamsoet mengatakan atas dasar itu maka dirinya bertekad maju sebagai bakal calon ketua umum Golkar dalam Munas yang akan diselenggarakan 3-6 Desember 2019. Artinya langkahnya maju bertarung berebut kursi Ketua Umum Partai Golkar didasari keinginan kuat untuk mengelola parpol bukan seperti mengelola perusahaan.
Ketua MPR RI itu mengatakan telah menyerahkan seluruh berkas pendaftaran calon ketua umum, yang dipersyaratkan dalam Munas. Dia mengatakan dalam memutuskan tekadnya maju sebagai bakal caketum Golkar, banyak rintangan yang dihadapi, namun dirinya tetap memutuskan untuk maju bersaing demi membawa Golkar menjadi partai yang lebih baik ke depan.
Seperti diketahui kubu Bamsoet melakukan serangan tajam ke kubu Airlangga Hartarto yang saat ini masih menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Pengelolaan Partai Golkar dinilai menjadi oligarkis dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Pasal pengambilan keputusan dilakukan sekelompok kecil dilingkaran Ketua Umum.
Loyalis Bamsoet, Viktus Murin bahkan menuding Airlangga Hartarto main "Politik Suka-Suka" dan "Akal-Akalan" dalam memimpin Golkar. Dia mengingatkan jika dibiarkan akan merusak Golkar. Untuk itu Viktus menyerukan penyelamatan Partai Golkar.
Rezim Airlangga Hartarto, menurut Viktus telah manipulasi substansi AD/ART Partai Golkar, peraturan organisasi, dan konsensus berorganisasi yang berlaku di Partai Golkar hanya demi melanggengkan ambisi pribadi Airlangga. Ini dilakukan selama mengelola dan terutama dalam mempersiapkan Munas Golkar.
"Rapat Pleno DPP Partai Golkar pada Rabu, 27 November 2019, yang dipimpin Airlangga Hartarto di Aula Kantor DPP Partai Golkar dengan agenda penjelasan materi Munas, diwarnai akal-akalan kubu Airlangga Hartarto, yang berakibat tidak disahkannya materi Munas," ujar Viktus Murin yang juga Wasekjen Golkar dalam jumpa pers, di Jakarta, Jumat (29/11/19).
Menjelang pembukaan Munas pada Selasa (3/12/2019), sejak pendaftaran bakal caketum Golkar dibuka Kamis (28/11/2019) hingga Senin (2/12/2019) sudah ada sembilan nama tokoh Golkar yang mengambil formulir pendaftaran.
Sembilan nama itu yakni Achmad Anama, Ridwan Hisjam, Indra Bambang Utoyo, Agun Gunandjar Sudarso, Bambang Soesatyo, Derek Lopaty, Ali Yahya, Aris Manji dan Airlangga Hartarto. Mereka semua diberikan waktu hingga Senin pukul 22.00 WIB untuk mengembalikan berkas pendaftaran.(ant/dbs)