Oleh Jihan pada hari Rabu, 29 Jan 2020 - 12:55:21 WIB
Bagikan Berita ini :

DKI Jakarta Jadi Tuan Rumah Peluncuran Proyek Ketahanan Perubahan Iklim Indonesia dan Asia Pasifik

tscom_news_photo_1580277321.jpg
DKI Jakarta Jadi Tuan Rumah Peluncuran Proyek Ketahanan Perubahan Iklim Indonesia dan Asia Pasifik (Sumber foto : Dokumen)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --DKI Jakarta menjadi tuan rumah atas peluncuran dimulainya proyek Climate Resilience and Inclusive Cities (CRIC) untuk Wilayah Indonesia dan kawasan Asia Pasifik yang diselenggarakan Uni Eropa (EU) berkolaborasi bersama Asosiasi Kota dan Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik (United Cities and Local Governments Asia Pacifis atau UCLG ASPAC).

Proyek ini diharapkan dapat menyusun strategi khusus bagi pemerintah daerah untuk membentuk kota yang berketahanan menghadapi perubahan iklim.

Dalam sambutan H.E. Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, yang dibacakan oleh Hans Farnhammer, Kepala Bagian Kerjasama Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, pada sesi pembukaan disebutkan, kota merupakan kontributor utama emisi karbondioksida, terutama dari penggunaan energi untuk memasak, pendinginan, industri, transportasi, dan pemanasan, yang berkontribusi hingga 70% dari emisi CO2 global.

Oleh karena itu, program mitigasi dan adaptasi diperlukan untuk menahan dampak negatif perubahan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Orang-orang yang tinggal di area perkotaan semakin berisiko terkena bencana alam dan terdampak akan kejadian-kejadian terkait iklim. Hal ini menyebabkan terjadinya pemusatan resiko karena lokasi yang paling berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi justru amat beresiko," kata Hans.

Sementara, Direktorat Jenderal Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Ruanda Sugardiman, kemudian menyampaikan, kegiatan proyek baru ini berdampak sangat signifikan dan membantu capaian Indonesia untuk menurunkan emisi dalam rangka pemenuhan national determined contribution.

Ia menyebut pula bahwa Indonesia mampu menurunkan emisi sebesar 29% dari upaya dan dananya sendiri, dan bisa meningkat hinga mencapai 41% apabila ada dukungan dari internasional.

"Dengan kegiatan ini, pertama yang harus disusun adalah action plan-nya. Kemudian, good governance. Kemudian, bagaimana kota itu bisa meningkatkan ketahanan terhadap iklimnya. Jakarta dengan adanya kegiatan proyek ini diharapkan mampu menyiapkan instrumen-instrumen itu, sehingga Jakarta bisa mempunyai action plan yang jelas untuk menurunkan emisinya," ujarnya. (Al)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...