Oleh Sahlan_ake pada hari Friday, 21 Feb 2020 - 23:40:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Wacanakan Ganti Assalamualaikum dengan Salam Pancasila, Kapala BPIP Mendapat Kecaman

tscom_news_photo_1582301756.png
Kepala BPIP Yudian Wahyudi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pernyataan kontroversial ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi terus berlanjut, kali ini Yudian menyarankan agar sebaiknya Assalamualaikum diganti dengan salam Pancasila.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) sekaligus Dosen Komunikasi Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah menanggapi ide tersebut, menurutnya Yudian telah merusak keberagaman Indonesia, bahkan cenderung memantik konflik sosial.

"Pernyataan itu sangat beresiko konflik sosial, Yudian sangat mungkin hafal Pancasila, tetapi membaca corak komunikasinya, jelas sekali Yudian tidak sanggup mengimplementasikan dalam dirinya sendiri, ini menambah keyakinan publik jika BPIP sudah waktunya dimuseumkan" kata Dedi di Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Menurut Dedi, Presiden harus segera mengambil sikap terkait keberadaan BPIP, jika kondisi kontroversial ini dipertahankan atau bahkan dipelihara, maka bisa merusak cita-cita kebangsaan yang seharusnya Pancasilais.

"Islam sebagai Agama sudah sangat Pancasila, dan kalau berkenan membaca sejarah, Pancasila terilhami oleh ajaran Agama, Islam justru dominan menyumbang substansi Pancasila" terangnya.

Lebih lanjut, Dedi menilai apa yang dilakukan Yudian offside, menurutnya tidak seharusnya ketua BPIP memprovokasi publik dengan ujaran-ujaran ekstrim.

"Yudian memang intelektual, mungkin dia lupa jika tidak semua penduduk di negara ini sepadan dengan kapasitas intelektualnya, sehingga Yudian harus lebih bijak, sekurang-kurangnya tidak membuat kegaduhan yang memicu kebencian sebagian kelompok masyarakat" lanjut Dedi.

Dedi berharap, jika BPIP harus dipertahankan keberadaanya, Presiden ada baiknya mempertimbangkan tokoh-tokoh yang berada di dalamnya.

"BPIP ditiadakan tidak akan mengurangi aktifitas Pancasilais warga negara, dan keberadaannya selama ini toh tidak terbukti semakin menguatkan Pancasila. Jika harus tetap ada, setidaknya Presiden segera mengganti ketuanya, yang lebih bijak, dan benar-benar memahami Pancasila subtantif," tutup Dedi.

Sebelumnya, Yudian mengungkapkan usulan salam Pancasila itu, karena dia melihat sejak reformasi kalimat salam, seperti selamat pagidigantikan dengan assalamualaikum.

“Kita sudah nyaman dengan selamat pagi karena itu salam nasional, tapi sejak reformasi diganti assalamualaikum di mana-mana. Tidak peduliada orang Kristen, Hindu hajar saja dengan assalamualaikum,” ungkapnya.

Sekarang, kata Yudian,salamnya ada lima sesuai agama di Indonesia. Menurutnya salam di tempat umum harus menggunakan salam yang sudah disepakati secara nasional.

“Ekstremnya sekarang kita salam setidaknya harus ada lima sesuai agama-agama. Ini masalah baru kalau begitu. Kini sudah ditemukan oleh Yudi Latif atau siapa dengan Salam Pancasila. Saya sependapat,” kata Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi dalam wawancara di detik.com beberapa waktu lalu. (Al)

tag: #bpip  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Berita

MK Jamin Tak Ada Deadlock saat Pengambilan Keputusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) menjamin tidak akan ada deadlock dalam pengambilan putusan sengketa Pilpres 2024. Saat ini, Hakim Konstitusi masih melaksanakan rapat ...
Berita

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Penyumbang Dividen Terbesar

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik ...