Sebetulnya ada dua masalah pokok yang saling berkelindan kesehatan WNI dan jalannya kegiatan ekonomi. Dua hal ini yang membuat Indonesia dalam dilema.

Masalah kesehatan adalah pada kesiapan sarana-prasarana dan SDM kita dalam menangani kemungkinan lonjakan jumlah pasien covid19.

Kehidupan ekonomi akan sangat terganggu akibat kepanikan pasar/ masyarakat yang berakar dari opini publik yang terbentuk melalui berbagai perangkat media informasi.

Ini ribet. Seperti sebuah lingkaran yang tidak putus. Makin banyak yang terkena covid19, maka opini di media informasi makin bikin panik, maka masyarakat panik, maka terjadi kegiatan ekonomi yang tidak wajar (misalnya; tidak bekerja, menarik cash sebanyak mungkin, menimbun stok sembako, dll...dll), dan seterusnya, maka ekonomi akan timpang yang akibatnya adalah masyarakat yang panik itu akan bertambah kacau secara psikologis.

Karena stress, maka semakin banyak yang terkena berbagai macam penyakit, dan akhirnya muter lagi. Opini publik makin bikin panik, dan seterusnya. Semakin hari akan semakin berat. Itu berbahaya bagi kehidupan bangsa.

Di sisi lain, investor baik dalam dan luar negeri juga manusia yang diterpa oleh opini yang berkembang, sehingga menimbulkan sentimen-sentimen negatif. Semakin hari sentimen itu semakin negatif, dan akhirnya menyebabkan larinya capital dari Indonesia ke luar negeri.

Tanpa adanya corona effects pun, negara kita sudah terbebani cukup berat karena adanya perlambatan ekonomi akhir-akhir ini yang diprediksikan memburuk sampai 2021.

Sudah begitu pun, saya masih percaya Presiden RI dan jajarannya dapat mematahkan lingkaran masalah di atas dengan baik dan tepat. Saya juga meyakini, DPR RI akan sepenuhnya mendukung langkah-langkah pemerintah untuk menangani masalah kesehatan dan Ekonomi yang saling berkelindan ini.