JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – COVID-19 kini menjadi benda mikro yang menakutkan banyak orang. Tidak hanya warga yang berada di luaran, tetapi juga para pelaku kejahatan yang mendekam di penjara. Akibat ketakutan itu, mereka gampang termakan hoaks.

Itulah yang terjadi di Thailand. Seperti dilaporkan channelnewsasia.com (29/3/2020), Lusinan tahanan merusak furnitur dan menghancurkan jendela di penjara Buriram, Bangkok. Selain itu mereka juga membakar beberapa benda di sana.

Mereka dipicu oleh berita bohong bahwa salah satu napi di sana sudah terpapar COVID-19.

Beruntung kejadian itu tak berlangsung lama. Sebanyak 2.000 tahanan melarikan diri. Namun tujuh di antaranya berhasil ditangkap dan ditahan lagi.

"Ada sekelompok tahanan yang mencoba melarikan diri dan menciptakan kekacauan ... yang termasuk membakar beberapa fasilitas di dalam," kata Narat Sawetana, Direktur Jenderal Departemen Pemasyarakatan, Thailand.

Menteri Kehakiman Somsak Thepsutin membenarkan bahwa sekelompok narapidana yang dijatuhi hukuman seumur hidup telah mulai "membuat marah" tahanan lain dengan desas-desus wabah virus Corona.

"Faktanya adalah bahwa tidak ada tahanan di Buriram yang terinfeksi. Mereka hanya memulai desas-desus ini untuk menemukan beberapa pendukung," kata Thepsutin.

Kejadian tersebut rupanya juga terjadi di beberapa negara. Di Srilanka misalnya, gegara ada larangan kunjungan ke napi untuk mencegah penularan COVID-19, mengundang reaksi para napi. Mereka mengamuk dan menimbulkan korban jiwa.

Lalu di Kolombia, sebanyak 23 napi tewas dan 83 lainnya terluka gara-gara mereka memaksa keluar dari lembaga pemasyarakatan. Mereka melakukan itu karena kawatir tertular virus corona. Padahal belum ada satupun napi yang tertular.