JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Jelang memasuki fase "New Normal" angka penjangkitan corona belum menunjukkan grafik penurunan.
Hal itu, mengundang spekulasi diantaranya banyak pihak yang mewacanakan perombakan beberapa kabinet karena Menteri menteri tersebut dinilai hanya banyak bicara dan mengumbar kontroversi.
Salah satunya adalah pengamat politik Saiful Anam, menurutnya ditenga pandemi corona dan menjelang bergulirnya fase "New Normal" ada beberapa menteri yang layak dirombak.
Bahkan Saiful mengatakan kalau beberapa Menteri ini selain banyak bicara, hanya dapat bekerja sangat minimalis ditengah terjadinya pandemi corona.
“Pada saat bencana ia tidak bisa bekerja, bahkan hanya banyak bicara tanpa disertai dengan kerja nyata,” kata Saiful melalui pesan singkatnya, Kamis (28/05/2020).
Pakar Politik asal Universita Negeri Jakarta (UNJ) ini menyebut salah satu Menteri yang menimbulkan kontroversi adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
Bahkan Saiful menuturkan kalau mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu layak diganti lantaran banyak mengumbar kontroversi.
“Mahfud MD banyak pernyataan-pernyataan yang tidak perlu dan menimbulkan kontroversi,” tuturnya.
Selain Mahfud, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dinilai Saiful kerap membuat publik gempar dengan kebijakannya.
Ini karena kalau Luhut dinilai banyak mengambil kebijakan kontroversial, bahkan bertentangan dengan kebijakan menteri yang lain.
Selain itu, Saiful Anam juga menyoroti kinerja Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy yang belum berfungsi baik.
Peran Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini masih belum maksimal dalam mengkoordinasikan lingkup kementerian/lembaga negara yang menjadi wewenangnya.
Menkumham Yasonna Laoly juga termasuk Menteri yang Kontroversi karena menteri asal PDIP itu kerap mengeluarkan peraturan yang tumpang tindih satu sama lain.
Lalu ada nama Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara yang dianggap tidak dapat menghadirkan keakuratan data terdampak Corona.
“Menkes (Terawan Agus Putranto) apalagi. Dia banyak ditentang publik atas pernyataannya yang mengundang kontroversi dalam upaya penanganan Covid,” pungkasnya.