JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan sangat berhati-hati dalam menjalankan masa transisi yang dimulai 5 Juni sampai akhir Juni ini.
Jika kasus positif corona dan angka kematian melonjak, maka Anies siap menerapkan emergency brake. “Jika angka-angka itu melonjak ke level mengkhawatirkan kami, maka kami akan menarik rem,” ujar Anies, Selasa (9/6) seperti disampaikan kepada Al Jazeera.
Periode transisi tidak bisa disikapi biasa-biasa saja, melainkan harus bekerja keras. Anies akan memonitor pelaksanaannya setiap hari. "Emergency brake adalah upaya terakhir kami,” lanjutnya.
Bila Emergency brake diterapkan, maka semua sektor yang semula buka 50 persen, harus kembali ditutup dan pelaksanaan PSBB kembali dilakukan secara penuh.
“Kami harus memastikan semuanya siap, bahkan untuk skenario terburuk,” katanya.
Ia minta warga harus patuh dengan ketentuan new normal. “Seperti sekarang, mengenakan masker menjadi hal yang dibutuhkan pada era new normal,” katanya. Jika warga mematuhi berbagai ketentuan pasal proporsi kesehatan, maka diharapkan penularan virus-virus bisa ditahan.
Smentara itu, Indeks penularan/angka reproduksi (RT) di DKI juga masih turun naik, tidak konsisten di bawah 1.
Bahkan sejak 3 Juni, RT di DKI naik terus. Dan kini di angka 1,13. Belum lagi, saat hari pertama masuk kantor kemarin, Senin (8/6), situasi di DKI kembali crowded. Stasiun ramai, penumpang KRL berdesakan, dan jalanan macet lagi.
Ahli Epidemiologi UI Pandu Riono mengatakan, hal ini harus segera diantisipasi. Sebab, penularan bisa masif lagi tanpa intervensi. Dengan demikian, potensi lonjakan kasus tentu ada jika ditangani dengan baik.