JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Langkah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dinilai membahayakan perekonomian. Dampaknya bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan PSBB di awal masa pandemi Covid-19.
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah mengatakan, pusat perbelanjaan baru mau bangkit dari keterpurukan, pasca PSBB waktu lalu.
"Dari segi Juni dibuka sampai sekarang kan sudah mulai membenahi perekonomian supaya bisa bayar supplier, bayar karyawan, bayar sewa, nah kewajiban-kewajiban itu kan macet karena ditutup dari Maret, kita sudah mulai nyicil bayar-bayar gitu ditutup lagi? Sangat berbahaya, bisa perusahaannya tutup," kata Budi, Kamis (10/9/2020).
Ia kwahtir jika ada kebijakan mal akan ditutup kembali maka akan ada efek domino bagi para pengusaha.
"Ini akan ada efek domino dari mal-nya, ritel-nya, supplier-nya, karyawannya," katanya.
Jika ditutup, maka efeknya akan lebih parah karena harus menjalani PSBB saat kondisi masih babak belur.
"Iya dong (lebih parah). Ini kan baru ngisi barang, artinya orang baru beres-beres gitu lho terus ditutup ya lebih parah lagi dah. Sekarang ini pusat perbelanjaan memasuki PSBB total sudah dalam keadaan babak belur," tukasnya.