Oleh Alfin Pulungan pada hari Minggu, 11 Okt 2020 - 14:21:24 WIB
Bagikan Berita ini :

Stafsus BPIP Ajak Masyarakat Perkaya Literasi untuk Cegah Intoleransi

tscom_news_photo_1602400737.jpg
Stafsus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo (kanan), saat memberikan materi dalam Dialog Kerukunan Agama Katolik Tingkat Nasional yang diselenggarakan Kementerian Agama Republik Indonesia di Denpasar-Bali, Ahad, 11 Oktober 2020. (Sumber foto : Humas BPIP)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Staf Khusus (Stafsus) Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, mengatakan kunci dalam menghadapi intoleransi adalah memperkuat literasi.

Intoleransi yang sering datang melalui informasi di media sosial dapat mempengaruhi siapapun tanpa memandang kelas sosial. Untuk itu, kata Benny, memperkaya literasi dan kedewasaan berpikir diperlukan dalam merespons informasi tersebut.

"Menyikapi beragam informasi yang diterima perlu sikap kedewasaan. Dalam menerima informasi, mengolah informasi, dan menghadapi informasi, ini yang harus dipelajari. Belajar memahami perbedaan juga harus ditanamkan," kata Rohaniwan yang akrab disapa Romo Benny ini dalam Dialog Kerukunan Agama Katolik Tingkat Nasional yang diselenggarakan Kementerian Agama Republik Indonesia di Denpasar-Bali, Ahad, 11 Oktober 2020.

Benny menerangkan, Indonesia terlahir dari beragam perbedaan, baik suku maupun agama. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang beragam itu sejak dulu kala sudah terbiasa hidup berdampingan dan saling menghargai.

Akan tetapi, beberapa tahun terakhir tindakan intoleransi menyeruak dan menjadi masalah besar yang mengancam keutuhan bangsa.

"(Tindakan intoleransi, red) ini (terjadi) karena pemahaman mengenai kultur budaya Indonesia dan menghormati perbedaan mulai luntur. Ini karena pemahaman budaya yang kurang utuh," terang Benny.

Alumni PascasarjanaSekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang ini pun mendorong masyarakat untukmenumbuhkan kembali pemahaman terhadap kultur budaya Indonesia yang beragam dan saling hormat menghormati itu. Nilai-nilai kearifan lokal yang dijunjung tinggi bangsa Indonesia sejak dulu kala harus dihidupkan kembali.

Benny menambahkan, upaya lain yang juga harus dilakukan dalam mencegah tindakan intoleransi adalah melakukan dialog lintas agama maupun mazhab. "Dialog antar umat beragama harus sering dilakukan di semua penjuru negeri untuk menjalin kerukunan," tegasnya.

Lebih lanjut Benny mengungkapkan, orang yang beriman dipastikan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangasa dan bernegara. Sebab, nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila merupakan pedoman yang digali dari nilai kearifan lokal masyarakat Nusantara.

"Semakin kita beriman, semakin kita Pancasilais. Semakin kita mengamalkan dan menghayati nilai-nilai Pancasila itu," pungkasnya.

tag: #intoleransi  #literasi  #kerukunan-umat-beragama  #bpip  #antonius-benny-susetyo  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement