Oleh windarto pada hari Kamis, 15 Okt 2020 - 15:06:37 WIB
Bagikan Berita ini :

Politisi Gerindra Syarif Luncurkan Buku Otobiografi Bertajuk Aktivis Tanpa Angkatan

tscom_news_photo_1602749197.jpg
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik menandatangani poster Buku otobiografi Politisi Gerindra DKI Syarif bertajuk “Tangis Tawa Senyum Catatan Aktivis Tanpa Angkatan” (Sumber foto : dok: Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota DPRD DKI Jakartaasal Fraksi Partai GerindraSyarif menerbitkan otobiografibertajuk "Tangis Tawa Senyum Catatan Aktivis Tanpa Angkatan" di Jakarta, 14 Oktober 2020.

"Buku ini judulnya banyak orang bertanya maksudnya apa? Maksudnya adalah ketika saya menulis, saya tidak ingin menjadi beban sejarah," ujar Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1996 itu.

Dalam bukunya Syarif mengaku bukan angkatan 1998, angkatan 1990, dan juga bukan angkatan 1995.

"Ketika lulus tahun 1996, saya masih demo supaya menyalurkan aspirasi," katanya.

Syarif tampaknyatidak ingin menanggung beban sejarah yang saat ini pentolan-pentolan aktivis 1998 menjadi pejabat.

"Karena itu saya ingin menyebut diri saya sebagai aktivis tanpa angkatan," jelas Syarif.

Syarif juga menyinggung mengenai judul bukunya dengan tiga kata sifat yaitu tangis, tawa dan senyum yang menjadi warna perjalanan hidupnya dan diharapkan ke depannya akan diraih ketiganya.

"Ketika saya lahir, kemudian orang tua saya tertawa. Dan di akhir hayat saya harapkan terbalik, orang lain menangis dan saya tersenyum. Di tengah perjalanan itu saya ingin meraih ketiganya," tuturnya.

Hadir dalam acara itu, di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Mohamad Taufik dan sebagainya.

Syarif mengatakan buku yang ditulis itu juga mengulas perjalanan hidupnya selama menjadi anggota DPRD sejak 2014, terutama mengenai kebijakan gubernur saat itu, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Bagi pihak yang merasa keberatan dengan tulisan buku itu, Syarif membuka ruang untuk berdiskusi. Dia tak mempersoalkan, bila ada pihak yang ingin membantah pengalaman hidupnya selama menjadi anggota DPRD DKI dan mengawal kebijakan Pemprov DKI Jakarta.

"Namun konteks politik, yang saya ceritakan dalam buku itu memang adalah tangisan saya dalam menghadapi kebijakan pemerintah, terutama sahabat saya Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahaja Purnama," ungkapnya.

Dia mengatakan seharusnya Ahok (sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama) turut hadir dalam acara itu untuk memberikan sambutan. Namun karena berhalangan hadir, dia akhirnya menitipkan salam kepada para tamu undangan, terutama kepada Anies.

"Harusnya sahabat kita hadir, tapi karena berhalangan jadi dia nggak hadir dan menitipkan salam untuk Pak Anies dari Ahok," politisi Partai Gerindra yang juga Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta ini.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesdan mengapresiasi otobiografi yang dibuat Syarif. Anies menyebutkan banyak kisah yang selama ini tidak terungkap, namun dengan buku ini masyarakat menjadi tahu.

Banyak sekali kejadian yang tidak diketahui publik.

"Tapi bagi kita semua, penulisan buku perjalanan aktivis Pak Syarif ini, dapat ambil pengalaman," ujar Anies.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...