Oleh Rihad pada hari Sabtu, 24 Apr 2021 - 13:34:34 WIB
Bagikan Berita ini :

Di New Delhi, Ibaranya Setiap 5 Menit Satu Orang Meninggal Karena Covid, Apa yang Terjadi?

tscom_news_photo_1619246074.jpg
Ilustrasi penanganan Covid-19 di India (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kasus Covid-19 di India benar-benar semakin parah. Gelombang kedua India telah melanda sangat ganas sehingga rumah sakit kehabisan oksigen, tempat tidur, dan obat anti-virus. Banyak pasien telah ditolak karena tidak ada tempat untuk mereka, kata dokter di Delhi, seperti dikutip Reuters.

Ibaratnya kematian akibat COVID-19 setiap 5 menit terjadi di ibu kota New Delhi. Untuk hari kedua berturut-turut, jumlah infeksi semalam di negara itu 332.730, lebih tinggi daripada yang pernah tercatat di mana pun di dunia sejak pandemi mulai tahun lalu.

Kremasi massal telah dilakukan karena ruang krematorium telah habis.

Di Rumah Sakit Guru Teg Bahadur di timur laut kota, pasien kritis yang terengah-engah tiba dengan ambulans atau becak motor. Beberapa pasien menunggu berjam-jam di troli di luar.

Shayam Narayan meninggal sebelum dirawat, kematian yang tidak mungkin dihitung dalam meningkatnya jumlah korban di kota itu. "Sistemnya rusak," kata adik laki-lakinya Raj.

Tushar Maurya, yang ibunya dirawat di dalam, mendesak siapa pun yang tidak dalam kondisi serius untuk menjauh. "Staf melakukan yang terbaik tetapi tidak ada cukup oksigen," katanya.

Saluran televisi India Today menunjukkan kerabat yang marah di luar rumah sakit di Ahmedabad, kota terbesar di negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi di Gujarat.

"Orang-orang sekarat di depan rumah sakit sementara mereka menunggu tempat tidur tersedia," kata seorang pria.

Penyebab Lonjakan di India

Guru Besar FK Universitas Indonesia (UI) sekaligus mantan Direktur WHO (World of Health Organization) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan gelombang kedua Covid-19 yang terjadi India disebabkan oleh multi faktor.

Pertama, penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) di India mulai tidak disiplin.

“Orang lebih banyak di jalan raya, tidak pakai masker, berkerumun, dan lain sebagainya,” kata Tjandra.

Kedua, dalam beberapa bulan terakhir ada acara-acara besar termasuk acara pilkada dan keagamaan yang menimbulkan kerumunan yang sangat besar pula.

Salah satu yang paling besar adalah acara ritual Kumb Mela, di mana jutaan umat Hindu mandi di Sungai Gangga, tanpa menerapkan protokol kesehatan.

Ketiga, jumlah tes di India menurun. Menurut Tjandra itu dilihat berdasarkan pada data tes yang dilakukan di India sejak Oktober 2020.

Keempat, semua varian Covid-19 sudah masuk ke India. Mulai dari B.1.1.7 asal Inggris, B.1.351 asal Afrika Selatan, Varian P1 asal Brazil, ditambah mutasi varian Covid-19 dari India sendiri, yaitu B.1.617.

Kelima, adanya asumsi masyarakat India bahwa vaksinasi memberi kekebalan dari virus Covid-19 sehingga protokol kesehatan masyarakat di India menurun.

tag: #india  #covid-19  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...