Oleh Aswan pada hari Senin, 06 Des 2021 - 14:50:14 WIB
Bagikan Berita ini :

Densus 88 Diminta Segera Tangkap Dua Politisi Terduga Teroris

tscom_news_photo_1638777014.jpg
Densus 88 Antiteror Polri (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI) Fernando EMaS meminta kepada Densus 88 Anti-teror Polri agar segera menangkap dua Politisi yang terduga sebagai teroris.

Pasalnya, belakangan ini Densus 88 antiteror Polri memberikan informasi kepada publik bahwa akan ada penangkapan terhadap dua sosok populer yang merupakan terduga teroris.

"Sebaiknya Densus 88 segera melakukan penagkapan terhadap dua sosok terduga teroris tersebut. Kurang tepat kalau Densus 88 belum melakukan penangkapan namun sudah melakukan pengumuman kepada publik," kata Fernando EMaS kepada wartawan, Senin (6/12/2021).

Kalau sampai terjadi penangkapan terhadap dua sosok tokoh yang memiliki jabatan, Fernando EMaS berharap kepada Kapolri agar memberikan apresiasi kepada para anggotanya yang melakukan penangkapan atas dua tokoh tersebut dengan Kenaikan Pangkat Luar Biasa.

"Belakangan publik disugihkan dengan pemberitaan Densus 88 menergetkan tokoh publik yang juga mempunyai jabatan penting disebuah partai politik dan di Parlemen selama ini berdasarkan bukti yang dikantongi Densus 88 sudah cukup bukti untuk ditetapkan tersangka karena selama ini terafiliasi dengan gerakan Jamaah Islamiah," jelasnya.

Lalu siapa kira-kira tokoh yang akan ditangkap oleh Densus 88 tersebut?

"Opini publik saat ini tergiring pada sosok FZ dan AB yang namanya telah kesohor selama ini selalu oposisi dan menyerang pemerintah karena jabatannya sebagai Anggota Parlemen,"lanjutnya.


Maka dari itu Pengamat Politik ini, berharap Densus 88 segera melakukan penangkapan. Jangan biarkan publik menduga-duga siapa tokoh yang dimaksud.

"Semoga saja bukan FZ dan AB yang sedang dalam bidikan Densus 88. Namun, Publik saat ini menanti dua nama tokoh publik yang sedang dibidik Densus 88 yang terduga terlibat jaringan teeoris itu," tutupnya.

Sebelumnya, di media sosial Twitter baru-baru ini ramai dengan tagar "Anies Dipusaran Tokoh Teroris" yang trending pada Sabtu, 20 November 2021.

Lewat tagar tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Basewedan dituding sejumlah warganet berada di Pusaran tokoh teroris.

Alhasil, beragam cuitan keras terpantau digaungkan para warganet untuk "menyerang" Anies Baswedan.

Dikutip dari IsuBogor.com, penyebab hal tersebut berkaitan dengan penangkapan Ustadz Farid Okbah oleh Densus 88 atas kasus dugaan terorisme.

Ini lantaran foto Anies yang sedang membaca buku Farid Okbah tersebar luas usai pendakwah itu ditangkap Densus 88.

Akibatnya, Anies dituding berada di pusara tokoh teroris. Banyak yang menduga Gubernur DKI Jakarta itu dekat dengan Farid Okbah.

"Farid Okbah yang ditangkap Densus 88 karena diduga terlibat kasus terorisme disebut-sebut sejumlah pihak memiliki kedekatan dengan Anies Baswedan #AniesDipusaranTokohTeroris," ujar akun @pelangi_ku77 dikutip Isu Bogor dari Twitter, Sabtu, 20 November 2021.

"Sosok yang dipuja-puja sebagai capres ternyata ditemui oleh terorist!! Bahkan membaca buku yg ditulis oleh terorist. Drun,klean itu manusia atau iblis?" lanjut akun @Naga_Wicaksana2.

"Jangan sampai Indonesia di pimpin oleh seorang yg dekat dengan teroris," imbuh akun @BayuHaris7.

Hingga berita ini dinaikkan, tudingan-tudingan tersebut kini masih lancar digaungkan oleh sejumlah warganet Twitter.

Sementara itu, berdasarkan berita dari detikNews, Anggota DPR RI Fadli Zon meminta Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dibubarkan dengan alasan islamofobia. Padahal selama ini Densus terus gencar mengungkap sejumlah jaringan teroris.

Desakan Fadli ini berawal dari pandangannya tentang perubahan dunia membuat Densus sebaiknya dibubarkan. Menurutnya, ada narasi islamofobia dalam hal ini.

"Narasi semacam ini tak akan dipercaya rakyat lagi, berbau Islamifobia. Dunia sudah berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja," tulis Fadli melalui akun Twitter resminya, @fadlizon, Rabu (6/10).

Dalam cuitan tersebut, Fadli Zon juga men-quote tweet sebuah berita. Berita itu berjudul "Densus 88 Klaim Taliban Menginspirasi Teroris Indonesia".

Selain itu, Fadli mengatakan teroris memang harus tetap diberantas. Dia meminta jangan sampai teroris justru dijadikan komoditas.

"Teroris memang harus diberantas, tapi jangan dijadikan komoditas," tambahnya di tweet tersebut.

Densus 88 telah merespons pernyataan Fadli Zon itu. Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengaku akan mempelajari permintaan Fadli tersebut.

"Terima kasih informasinya. Akan kami pelajari," kata Aswin saat dihubungi.

Tak hanya itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengaku kaget mengetahui permintaan Fadli Zon yang ingin Densus 88 bubar karena biasanya yang mengeluarkan pernyataan itu adalah teroris.

"Kami sangat kaget, heran, dan menyayangkan statement anggota DPR RI Bapak Fadli Zon yang menyatakan Densus 88 sebaiknya dibubarkan karena islamofobia dan menjadikan teroris sebagai komoditi," ujar komisioner Kompolnas Poengky Indarti melalui pesan singkat, Kamis (7/10/2021).

Narasi yang dilontarkan Fadli berbeda dengan apa yang dikerjakan oleh Densus sejauh ini. Densus rutin melakukan pengungkapan jaringan teror yang bisa mengancam keamanan Indonesia.

tag: #densus-88  #fernando-emas  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Berita

KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Kasus Pengadaan Alat Kesehatan

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Ihsan Yunus, memenuhi panggilan Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (18/4/2024). Dia diperiksa sebagai saksi ...
Berita

Hardjuno Pertanyakan Ketegasan Pemerintah dan DPR Soal Pemberantasan Korupsi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Komitmen pemerintah dan DPR terhadap agenda pemberantasan korupsi kembali dipertanyakan public seiring dengan sikap kedua institusi negara itu yang masih abu-abu ...