Berita
Oleh Bachtiar pada hari Sabtu, 29 Okt 2022 - 21:04:31 WIB
Bagikan Berita ini :

Takut Cak Imin di "Kudeta" Gerbong NU Lapangan Banteng dan Kramat Raya, Kak Uchok Dorong Prabowo Segera Deklarasi Capres-Cawapres

tscom_news_photo_1667052271.jpeg
Uchok Sky Khadafi Direktur Eksekutif CBA (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Pemerhati anggaran dan politik, Uchok Sky Khadafi menilai, Prabowo Subianto adalah kandidat calon presiden (capres) yang cukup beruntung dibandingkan dengan capres lainnya.

Pasalnya, lanjut dia, Prabowo disamping memiliki infrastruktur politik (partai) yang memadai, dia juga tidak banyak menebar pesona seperti capres lainnya.

"Capres yang bernasib baik dan elektabilitas tinggi adalah Prabowo. Dianggap baik, jarang melakukan kampanye tapi citranya tetap bagus di mata publik. Dianggap baik, karena minim atau tidak punya musuh politik sama sekali. Dan paling penting, punya kendaraan sendiri untuk capres dari partai Gerindra," puji Aktivis 98 ini kepada wartawan, Sabtu (29/10/2022).

Namun yang lebih penting dari cerita politik di atas, Kak Uchok kerap ia disapa menyarankan, sebaiknya Prabowo dengan cak Imin segera mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres.

"Kalau masih menunda-nunda waktu, bisa-bisa Prabowo sebagai capres terkunci, dan tidak bisa lagi, jangankan menjadi Presiden, untuk calon Presiden bisa batal dengan begitu saja," kata Pria Penggemar Drama Korea ini.

Kak Uchok meyakini, dalam waktu dekat Prabowo dan Muhaimin Iskandar akan segera mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Tinggal menunggu waktu saja, mereka berdua akan segera mendeklarasikan pasangan capres-cawapres yang diusung oleh PKB dan Gerindra," kata Kak Uchok.

Kembali ke soal nasib baik, Uchok mengatakan, sebagai capres, Prabowo sangat berbeda dengan GP (Ganjar Pranowo) ataupun Anies Baswedan.

"GP elektabilitas juga tinggi tapi tidak punya kendaraan partai. Meskipun GP itu kader PDIP tulen, tapi PDIP tidak mendukung GP sebagai capres, malahan "memusuhinya" karena dianggap bukan berasal dari "darah biru" partai, dan terlalu dekat dengan Presiden Jokowi. Begitu juga dengan Anies. Anies punya musuh politik "segudang" dalam dunia persilatan capres. Anies banyak tidak disukai publik lantaran membawa-bawa isu rasis atau politik identitas dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017," ungkap Kak Uchok.

Kendati demikian, Uchok tak memungkiri bahwa kans Anies untuk mengalahkan Prabowo juga cukup besar.

"Anies sudah dideklarasi oleh Partai Nasdem. Sedangkan Prabowo sampai sekarang belum berani deklarasi bersama partai Gerindra. Prabowo lagi menunggu sinyal atau cuaca politik yang baik untuk deklarasi sebagai capres," ujar Kak Uchok.

Kabarnya, Kak Uchok mengungkapkan, belum mau atau tidak beraninya Prabowo mendeklarasikan dirinya sebagai capres, disebabkan belum mendapat "sinyal" dari dalam Istana.

"Mendapat sinyal dari istana ini penting, agar Prabowo tidak diganggu dalam pertarungan pilpres 2024," tandas Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) itu.

Bisa juga, sambung Kak Uchok, istana belum memberikan sinyal kepada Prabowo karena lagi sibuk menyiapkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, atau peta politik capres masih ruwet.

"Seperti Anies dan Partai Nasdem belum "dibereskan" saat ini. Atau KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) belum punya kesepakatan siapa capres mereka yang akan diusung. Apalagi saat ini, ada dorongan dari relawan yang ingin menyatukan Prabowo-Jokowi sebagai capres dan cawapres. Siapa tahu, menyatukan Prabowo dengan Jokowi bisa berhasil, dan tidak melanggar Undang-undang Dasar. Ditambah PDIP setuju-setuju saja, Jokowi sebagai wakil Presiden Prabowo," kata Kak Uchok.

Kak Uchok beralasan dibalik dorongan agar Prabowo Subianto dan cak Imin segera mendeklarasikan sebagai capres-cawapres karena ada indikasi perebutan kursi ketua umum di PKB.

"Oleh karena saat ini, orang-orang NU yang berkantor di Kramat Raya maupun lapangan Banteng, berusaha dengan cara apapun melakukan "kudeta" atau merebut PKB dari cak Imin. Mereka tidak suka cak Imin maju sebagai capresnya PKB, dan sudah mempunyai capres dari kader NU naturalisasi," kata Kak Uchok.

Dengan kata lain, lanjut Kak Uchok, ketika cak Imin berhasil dikudeta oleh kader NU Naturalisasi sendiri, maka koalisi Gerindra-PKB akan bubar.

"Dan PKB akan menarik diri dari koalisi, dan Partai Gerindra, tidak bisa lagi mengusung Prabowo menjadi capres lantaran presidential threshold tidak mencukupi," jelas Kak Uchok.

Memang, kata dia, bisa saja Gerindra mengajak partai lain bergabung ikut mendukung Prabowo menjadi capres.

"Tapi itu membutuhkan cost yang tidak murah agar bisa membeli perahu untuk bisa mendukung Prabowo bisa menjadi capres.
Dan misal saja, ada partai yang mau diajak Prabowo, maka belum tentu partai tersebut, menyetujui pasangan wakil Presiden dari NU.

Padahal, Prabowo tahu, dan sudah punya pengalamam dalam dua kali pertarungan Pilpres, ketika pasangan wakil presiden Prabowo bukan dari NU, Prabowo kalah di Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebagai kunci untuk memenangkan Pilpres," pungkas Kak Uchok sembari meniup-niupkan kepulan asap rokok ke segala arah dengan tenang.

tag: #prabowo-subianto  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 79 - SOKSI
advertisement
HUT RI 79 - ADIES KADIR
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement