Berita
Oleh Sahlan Ake pada hari Jumat, 27 Jan 2023 - 17:25:22 WIB
Bagikan Berita ini :

Serahkan Program PSBI, Hergun: Bank Indonesia Dukung UMKM Sukabumi Handal

tscom_news_photo_1674815122.jpg
Heri Gunawan (Sumber foto : Istimewa)

SUKABUMI (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan hadir dalam kegiatan Penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) di Pendopo Desa Wisata Hanjeli tepatnya di Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Kamis (26/01).

Pada kegiatan yang mengusung tema “Bank Indonesia di Setiap Makna Indonesia” itu, Kapoksi Fraksi Partai Gerindra di Komisi XI DPR-RI menyampaikan penghargaan dan apresiasi dan sekaligus kebanggaan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat yang telah menginisiasi kegiatan yang luar biasa ini. Kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan upaya kita dalam meningkatkan kapasitas UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara yang sudah memberikan kehormatan bagi saya untuk turut andil berkontribusi dalam acara ini sebagai bagian dari upaya mengembangkan ekonomi Sukabumi, Jawa Barat, dan Indonesia,” kata Heri Gunawan.

Politisi yang akrab disapa Hergun mengatakan, kinerja perekonomian Indonesia pada 2022 cukup menggembirakan. Di tengah tantangan resesi global, ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen. Capaian tersebut tidak bisa dilepaskan dari kontribusi UMKM yang terbukti handal menghadapi tantangan Pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19, sebut Hergun, membawa dampak yang luar biasa. Tidak hanya di sektor kesehatan publik, tetapi juga pada Perekonomian global. Berbagai pembatasan aktivitas ekonomi, komersial, dan sosial yang diberlakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus Covid-19 memberikan tekanan pada sisi ekonomi, keuangan dan sosial dan berimbas pada kontraksi ekonomi di banyak negara-negara dunia termasuk Indonesia.

“Peran UMKM yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia, menjadi salah satu kunci utama dalam pembangunan ekonomi. Menurut data, jumlah UMKM mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga mencapai 60,5 persen, dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional,” terang legislator Senayan dari Dapil Jawa Barat IV Kota/Kabupaten Sukabumi.

Ketua DPP Partai Gerindra juga menyampaikan, survey dari Bank Indonesia pada Maret 2021 lalu mengungkapkan 87,5 persen UMKM terdampak secara negatif oleh pandemi. Namun ada sebanyak 12,5 persen responden menyatakan tidak terdampak ekonomi dari pandemi, dan bahkan 27,6 persen di antaranya mengungkapkan peningkatan penjualan.

Strateginya adalah berjualan online dan variasi produk, karena telah terjadi pergeseran pola perilaku masyarakat ke arah digitalisasi di masa pandemi. Pergeseran pelaku ini sebaiknya dapat ditangkap oleh pelaku UMKM lainnya sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.

“Komisi XI DPR RI selalu mendorong penguatan program Pemulihan Ekonomi Indonesia (PEN), yang salah satunya mendukung UMKM. Pada 2020, realisasi anggaran PEN mencapai Rp579,78 triliun. Lalu 2021, naik menjadi Rp658,6 triliun, dan pada 2022 mencapai Rp396,7 triliun,” tegasnya.

Realisasi untuk dukungan UMKM pada 2020 mencapai Rp112,84 triliun yang dinikmati oleh lebih dari 30 juta UMKM. Lalu, pada 2021 naik menjadi Rp116,2 triliun. Dan pada 2022 sebesar Rp26,1 triliun, yang antara lain untuk penyaluran KUR sebesar Rp364,3 triliun untuk 7,6 juta debitur, dan nilai penjaminan UMKM sebesar Rp12,7 triliun untuk 764 ribu debitur.

“Komisi XI DPR RI juga mendorong mitra-mitra kerja untuk memperkuat dukungan terhadap UMKM. Salah satu mitra yang menyambut positif adalah Bank Indonesia,” sambung Hergun.

Legislator Aspiratif Terbaik dalam ajang malam penganugarahan Radar Sukabumi Award 2022 ini juga menjelaskan, dukungan Bank Indonesia diwujudkan dari alokasi anggaran PSBI dan Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM yang setiap tahunnya selalu naik. Ini merupakan bukti komitmen Bank Indonesia mendukung pemberdayaan UMKM agar menjadi lebih handal dan berdaya saing global.

“Pada siang ini kita dapat berkumpul di Pendopo Desa Wisata Hanjeli untuk secara bersama-sama menyaksikan acara simbolis penyerahan PSBI kepada para penerima manfaat di Kabupaten Sukabumi. Penunjukkan Desa Hanjeli sebagai tempat penyerahan PSBI merupakan langkah yang tepat untuk lebih mempromosikan wisata Hanjeli agar lebih dikenal di seluruh Indonesia dan bahkan dunia. Desa Hanjeli yang terletak di Kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, menawarkan konsep eduwisata. Yaitu belajar membudidayakan tanaman pangan “hanjeli”,” paparnya.

Legislator Senayan ini juga menambahakan, hanjeli merupakan sumber karbohidrat dengan kandungan gizi yang setara dengan padi, sorgum, atau sumber pangan lain. Hanjeli juga memiliki nilai gizi yang tinggi yang bermanfaat untuk penderita osteoporosis dan aman dikonsumsi penderita diabetes karena indeks glikemik-nya rendah. Selain itu, akar tanaman bisa dimanfaatkan menjadi tanaman herbal, bagian batang dan daunnya dapat dijadikan makanan ternak, selain itu daunnya juga dapat diolah menjadi teh.

“Kita berharap para wisatawan semakin banyak yang mengunjungi Desa Wisata Hanjeli serta membeli produk-produk souvenir yang diproduksi oleh UMKM seperti rengginang Hanjeli, brownies, Tape Hanjeli, Teh Waluran, madu, Tepung Hanjeli, Rengginang Hanjeli, dan Sabun Hanjeli,” imbuhnya.

Selanjutnya, masih kata Hergun, ia memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia, khususnya kepada Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat yang memberikan PSBI kepada 9 penerima manfaat di Sukabumi.

“Kita berharap, PSBI yang diterima oleh para penerima manfaat di Kabupaten Sukabumi ini dapat meningkatkan kapasitas usaha masing-masing UMKM, memberi kontribusi positif untuk lingkungan sekitar terutama memperkuat daya beli masyarkat, serta berkontribusi dalam melanjutkan upaya pemulihan ekonomi di Kabupaten Sukabumi,” harapnya.

Lebih jauh Hergun menjelaskan, program pemberdayaan UMKM yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia terbukti sudah mampu meningkatkan produktivias UMKM. Program tersebut perlu diperluas dengan menyasar lebih banyak UMKM. Hari ini yang menerima manfaat PSBI baru 9 UMKM, mudah-mudahan akan menyusul yang lebih banyak lagi.

Perlu diketahui jumlah UMKM di Kabupaten Sukabumi mencapai 201 ribu UMKM. Semoga program ini tidak terhenti disini namun dapat berjalan secara berkesinambungan, dan diharapkan Bank Indonesia dapat mendorong UMKM di Sukabumi untuk Go Digital dan Go Eksport.

Sebagai langkah awal terobosan UMKM GO eksport bisa dilakukan melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia di luar negeri, serta bisa juga memanfaatkan jaringan diaspora warga Indonesia di luar negeri.

“Ke depan harapannya, terobosan UMKM Go Eksport mampu meningkatkan kontribusi ekspor UMKM Indonesia mencapai 21,60 persen pada 2024. Perlu diketahui, saat ini kontribusi ekspor UMKM Indonesia hanya sebesar 15,69 persen,” terangnya.

Masih kata Hergun, ada tiga strategi untuk memperkuat sinergi, koordinasi, dan kolaborasi dalam mendukung kemajuan UMKM. Pertama, afirmasi keperpihakan pada UMKM, terutama melalui penyediaan dan penggunaan e-catalog UMKM dalam mendukung proses pengadaan barang dan jasa pemerintah (LKPP, mitra Komisi XI).

Kedua, pemberdayaan UMKM dengan klasterisasi dan pelatihan kewirausahaan, serta akses pembiayaan kepada perbankan (OJK, mitra Komisi XI) dan ketiga, digitalisasi UMKM termasuk sistem pembayaran (BI mitra Komisi XI).

Kinerja pertumbuhan ekonomi nasional yang positif tidak bisa dilepaskan dari peran pertumbuhan ekonomi regional, termasuk pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan pertumbuhan ekonomi Sukabumi. Badan Pusat Statistik mencatat, perekonomian Jawa Barat pada triwulan III 2022 mencatat pertumbuhan sebesar 6,07 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan II 2022 yang tumbuh sebesar 5,68 persen (yoy).

“Capaian tersebut merupakan yang tertinggi di Pulau Jawa dan juga tercatat lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,72 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang luar biasa tersebut salah satunya karena dukungan pertumbuhan ekonomi di Sukabumi,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Sukabumi memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi karena, pertama secara geografis-demografis, Sukabumi memiliki keunggulan dari luas dan letak wilayah serta jumlah penduduk (Gurilap – gunung, rimba, laut, pantai dan sungai) dan kedua, Sukabumi mendapatkan anugrah dengan adanya Mega Proyek Sukabumi yang merupakan gabungan proyek-proyek berskala nasional, antara lain Jalan Tol BOCIMI (on progress – LMAN mitra Komisi XI), Jalur ganda (Double Track) Kereta Api Bogor-Sukabumi (on progress), Bandara Sukabumi, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Cicurug, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri di Cikidang, serta dukungan UMKM yang mencapai 201 ribu UMKM.

“Perekomian Sukabumi sudah menunjukkan pemulihan yang cukup signifikan. Hal ini dapat kita lihat di jalan-jalan sudah penuh dengan mobilitas masyarakat, toko-toko juga diserbu para pembeli yang menunjukkan makin menguatnya daya beli masyarakat. Demikian juga pasar-pasar tradisional juga penuh oleh masyarakat yang membeli kebutuhan sehari-hari,” paparnya.

“Para pelaku UMKM yang menjajakan dagangannya baik di pinggir jalan, di depan rumah, di pasar, di toko, di pasar tradisional, di pertokoan modern, hampir semuanya sudah bisa tersenyum bahagia karena dagangannya laris oleh para pembeli. Peran UMKM ini sangat besar manfaatnya dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka pengangguran, dan kemiskinan di Sukabumi,” sambung Hergun.

Ada beberapa catatan mengenai hal tersebut, kata Hergun, di antaranya, kontribusi UMKM dalam perekonomian sangat besar. Patut bersyukur, sudah mampu melewati beberapa krisis ekonomi dimana UMKM selalu tampil handal serta menjadi penyelamat perekonomian nasional.

Namun demikian, UMKM masih menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya terkait dengan inovasi dan teknologi, literasi digital, produktivitas, legalitas atau perizinan, pembiayaan, branding dan pemasaran, sumber daya manusia, standarisasi dan sertifikasi, pemerataan pembinaan, pelatihan, dan fasilitasi, serta basis data tunggal (BPS mitra Komisi XI – RUU Satu Data Indonesia).

Lalu, keberadaan UMKM perlu didukung oleh semua pihak, terutama terkait permodalan dan pemasaran agar bisa memperluas pasar hingga ke luar negeri. Perbankan nasional perlu memperkuat penyaluran pembiayaan untuk UMKM. Saat ini rasio kredit untuk UMKM kurang lebih hanya 20 persen, dari target 30 persen pada tahun 2024.

Secara sinergis Pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu meningkatkan pembinaan UMKM agar mampu menghasilkan produk yang inovatif, handal, kompetitif, dan berdaya saing nasional dan global sehingga akan semakin dipercaya perbankan untuk menyalurkan pembiayaan yang lebih besar.

Peningkatan kapasitas UMKM di Sukabumi diharapkan memberikan kontribusi positif untuk perekonomian Sukabumi, Jawa Barat, dan Indonesia. Karena itu, arah pemberdayaan UMKM ke depan harus dibangun di atas semangat kolaboratif multipihak dan sinergi lintas sektor serta penyelarasan dukungan UMKM antar tingkatan (nasional dan daerah).

“Sekali lagi, saya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Kiranya Tuhan YME selalu merestui langkah-langkah yang kita upayakan untuk membangun Indonesia yang lebih baik dan tangguh dalam rangka pemulihan COVID-19. Mari terus memberikan yang terbaik bagi Sukabumi, Jawa Barat, nusa dan bangsa, jangan pernah lelah mencintai Sukabumi dan Indonesia,” tutup Hergun.

tag: #partai-gerindra  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 79 - SOKSI
advertisement
HUT RI 79 - ADIES KADIR
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement