JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Umum Gerakan Milenial Indonesia Emas 2045 (GMIE 2045), Ilham Abraham Mansyur, menyampaikan keprihatinan mendalam terkait praktik rangkap jabatan dalam kepemimpinan Danantara, superholding strategis yang mengelola aset triliunan rupiah milik negara.
Menurut Ilham, rangkap jabatan bukan sekadar persoalan etika, melainkan juga menyangkut profesionalisme, transparansi, dan kepercayaan publik.
“Seorang CEO Danantara seharusnya fokus penuh pada mandat besar yang diemban: mengelola BUMN strategis untuk kepentingan bangsa. Bila terjadi rangkap jabatan, maka potensi konflik kepentingan dan penurunan kinerja menjadi ancaman nyata,” tegas Ilham, Selasa (9/9/2025).
GMIE 2045 menegaskan beberapa poin penting:
1. Pemerintah perlu meninjau ulang aturan dan praktik rangkap jabatan, khususnya di posisi strategis seperti Danantara.
2. Transparansi harus diperkuat, agar publik mengetahui secara jelas siapa yang benar-benar bekerja untuk kepentingan nasional.
3. GMIE 2045 siap mengawal isu ini melalui jalur advokasi dan kajian hukum, termasuk opsi judicial review, jika praktik rangkap jabatan terbukti bertentangan dengan undang-undang.
Ilham menegaskan, generasi muda Indonesia tidak ingin melihat pengelolaan kekayaan negara yang seharusnya menjadi modal menuju Indonesia Emas 2045 justru tersandera oleh kepentingan jangka pendek atau praktik yang tidak sehat.
“Pengelolaan BUMN strategis harus bersih, profesional, dan berpihak pada kepentingan bangsa. Itu harga mati,” pungkasnya.