Oleh Team teropongsenayan.com pada hari Jumat, 12 Sep 2025 - 10:36:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Setelah Rizal Ramli, Terbitlah Purbaya Yudi Sadewa

tscom_news_photo_1757648179.jpeg
(Sumber foto : )


Nama Purbaya Yudi Sadewa tiba-tiba banyak diperbincangkan. Sosok ekonom ceplas-ceplos yang percaya diri ini mengingatkan publik pada figur Rizal Ramli, mendiang tokoh ekonomi kritis yang sering menjadi suara alternatif dalam perdebatan kebijakan nasional. Bedanya, Purbaya kini berada langsung dalam lingkar kekuasaan, dipercaya oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mengawal arah kebijakan finansial negara.

Dengan pengalaman hampir tiga dekade di dunia keuangan, Purbaya bukanlah orang baru. Kiprahnya dimulai dari dunia riset ekonomi hingga menduduki jabatan strategis di sektor keuangan publik. Ia dikenal konsisten dengan pandangan bahwa mesin pertumbuhan Indonesia harus ditopang oleh sinergi kebijakan fiskal dan moneter, serta keberanian untuk mendorong sektor riil sebagai tulang punggung ekonomi nasional.

Timeline Karier Singkat Purbaya Yudi Sadewa

1990-an – 2000-an: Berkarier sebagai ekonom riset di Danareksa Research Institute, salah satu lembaga riset ekonomi dan pasar modal ternama di Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai analis tajam yang vokal terhadap kebijakan ekonomi.

2005 – 2010: Aktif memberi masukan dalam berbagai forum ekonomi nasional, sering menjadi rujukan media dan pelaku pasar.

2015 – 2019: Ditunjuk sebagai Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), lembaga yang mengawal stabilitas sistem perbankan nasional.

2019 – 2024: Menjadi Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, posisi strategis yang mengintegrasikan riset, proyeksi, dan desain kebijakan fiskal negara.

2024 – kini: Dipercaya Presiden Prabowo Subianto memegang peran kunci dalam merumuskan arah kebijakan keuangan dan ekonomi nasional.


Lintasan karier ini menunjukkan konsistensi Purbaya sebagai sosok teknokrat yang tidak hanya piawai di ruang akademik dan riset, tetapi juga mampu mengelola lembaga strategis dalam menjaga stabilitas keuangan negara.

Harapan dan Kecemasan

Penunjukan Purbaya memberi sinyal kuat bahwa Prabowo ingin menempatkan figur yang berani bersuara di garis depan kebijakan ekonomi. Namun, bersamaan dengan itu muncul pula ekspektasi besar yang bisa berubah menjadi beban politik. Dalam 100 hari pertama pemerintahannya, publik akan menunggu: apakah kebijakan yang ditempuh mampu mendulang dukungan luas, atau justru memicu gelombang kritik dan badai ketidakpuasan.

Purbaya menghadapi tantangan yang sama sekali tidak ringan. Ia harus menjembatani dua kepentingan besar: stabilitas makroekonomi di satu sisi, dan pertumbuhan inklusif di sisi lain. Tidak mudah menjaga keseimbangan antara menjaga nilai tukar, inflasi, dan cadangan devisa, dengan sekaligus menggerakkan kredit usaha rakyat, investasi UMKM, dan perputaran modal di sektor produksi.

Optimalisasi Fiskal dan Moneter

Di tangan Purbaya, fiskal dan moneter diperlakukan bukan sebagai instrumen yang berjalan sendiri-sendiri, melainkan dua senjata sakti yang harus diorkestrasi.

1. Kebijakan fiskal diharapkan lebih tepat sasaran—subsidi, insentif pajak, hingga belanja negara diarahkan pada sektor-sektor yang benar-benar produktif.


2. Kebijakan moneter didorong lebih adaptif—suku bunga, likuiditas perbankan, hingga pembiayaan kreatif diharapkan mendukung dunia usaha, bukan sekadar menjaga angka statistik.

Dengan kombinasi itu, Purbaya optimistis bisa memacu perputaran ekonomi nasional. Fokus utamanya jelas: menghidupkan sektor riil, dari industri manufaktur, pertanian modern, hingga infrastruktur digital.

Antara Gelombang dan Badai

Sejarah membuktikan, figur ekonomi yang berbicara blak-blakan bisa mencuri perhatian publik sekaligus menimbulkan resistensi. Rizal Ramli dulu dikenal karena ketegasan dan kritik kerasnya terhadap kebijakan yang dianggap tidak pro-rakyat. Kini, Purbaya membawa gaya serupa, namun dengan posisi yang justru di dalam pemerintahan.

Pertanyaannya: akankah gaya ceplas-ceplos Purbaya mampu menjadi akselerator perubahan, atau justru mengundang benturan di tengah dinamika politik-ekonomi yang penuh kompromi?

Yang jelas, 100 hari ke depan akan menjadi panggung ujian. Bila berhasil, Purbaya akan mendapat legitimasi sebagai arsitek kebijakan ekonomi era Prabowo. Bila gagal, ia berpotensi terseret gelombang kritik yang bisa mengguncang bukan hanya dirinya, tapi juga kepercayaan publik terhadap kabinet.

Penutup

Setelah Rizal Ramli, kini publik menemukan Purbaya Yudi Sadewa. Seorang ekonom dengan gaya berani, penuh pengalaman, dan dipercaya mengemban tugas besar. Harapan dan cemas berjalan beriringan. Indonesia menunggu: apakah Purbaya akan menorehkan jejak emas dalam sejarah kebijakan finansial, atau sekadar menjadi nama yang cepat meredup di tengah badai politikdanekonomi?

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement
Lainnya
Profil

Partai Golkar: Merawat Marwah Perjuangan dalam Dinamika Zaman

Oleh Ariady Achmad ,Aleg 1997-2004 Partai Golkar
pada hari Jumat, 20 Jun 2025
Partai Golongan Karya (Golkar) adalah entitas politik yang telah menempuh perjalanan panjang dalam sejarah Indonesia. Didirikan di tengah pergolakan politik era Orde Lama, tumbuh kuat bersama Orde ...
Profil

KISAH NABI IBRAHIM DAN ROCKEFELLER YANG SAYANG ANAK

Membaca 38 surat yang ditulis John D. Rockefeller kepada putranya, saya terdiam lama. Sebagai manusia terkaya di zamannya, Rockefeller bisa saja mewariskan istana, tambang minyak, dan saham ...