JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi VI DPR RI, Sartono Hutomo, angkat bicara soal permintaan Bank Dunia yang mendorong agar Indonesia dapat mengurangi dominasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan membuka ruang lebih besar bagi persaingan pasar demi keberlanjutan ekonomi.
Secara umum, Sartono begitu ia disapa meminta , pemerintah dapat menegaskan kembali fokus utama setiap BUMN dan memangkas anak usaha yang tidak relevan.
Sartono meyakini, dengan kembali ke core bisnis maka perusahaan pelat merah akan lebih efisien dan memberikan dampak nyata bagi sektor strategis negara.
“Dengan kembali ke core business BUMN bisa lebih efisien dan memberi dampak nyata bagi sektor strategis negara,” kata Sartono kepada awak media di Jakarta, Rabu,(8/10/2025).
Lebih lanjut, Sartono mengingatkan, penataan anak-anak usaha BUMN harus dilakukan secara bertahap dan terukur, bukan sekadar dihapus. Menurut Sartono, anak usaha BUMN yang mempunyai potensi sebaiknya diberi ruang tumbuh agar bisa mandiri dan bersaing secara profesional.
“Jika sudah kuat, mereka bisa dilepas ke pasar publik, sementara yang tidak produktif sebaiknya ditutup atau dilepas,” ungkap Sartono.
Tak hanya itu, Sartono menekankan, agar
reformasi regulasi jangan berhenti di atas kertas namun juga harus benar-benar dijalankan dan dievaluasi terus-menerus. Sartono tak menampik, banyak peraturan perundangan di Indonesia yang sudah bagus namun macet di tahap pelaksanaan karena birokrasi dan lemahnya pengawasan.
“Pemerintah perlu memastikan setiap aturan punya target jelas dan masa berlaku terbatas agar tidak berubah jadi beban permanen,” jelas Sartono.
Dengan demikian, politikus senior Partai Demokrat ini menambahkan, dukungan negara sebaiknya difokuskan pada BUMN yang benar-benar strategis dan memberi manfaat besar bagi perekonomian. Sartono menegaskan, BUMN yang efisien dan berkontribusi pada layanan publik penting harus dipertahankan.
“Sementara yang hanya membebani keuangan negara perlu dievaluasi. Dengan cara ini, BUMN bisa tumbuh sehat, transparan, dan berperan nyata dalam pembangunan nasional,” pungkas Sartono.
Sebelumnya, Bank Dunia menekankan pentingnya reformasi struktural yang lebih mendalam di Indonesia guna mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Salah satunya adalah mengurangi dominasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan membuka ruang lebih besar bagi persaingan pasar.