
Sheila Flanagan adalah peternak kecil-kecilan di Thurman, New York. Hari-harinya selalu diawali dan diisi dengan rutinitas; memerah susu, merawat hewan, dan memastikan produksi keju artisan tetap berjalan.
Di sisi lain negara bagian, Kathy Miller mengelola bisnis hadiah bertema Adirondack. Setiap hari, dia selalu menghadapi tantangan operasional yang nyaris datang setiap hari. “Hal baru apa lagi yang harus ada agar bisnis ini bertahan,” gumaman Kathy.
Keduanya memang bukan tokoh Wall Street. Mereka juga bukan pewaris kekayaan besar. Namun kisah mereka menjadi pembuka yang kuat untuk memahami satu hal penting: kekayaan berkelanjutan lahir dari pola pikir, bukan sekadar angka di rekening bank.
Dalam buku Millionaire Mindset, penulisnya Reveal Riches, menggambarkan Sheila Flanagan sebagai simbol fleksibilitas yang mumpuni. Ia adalah pembuat keju pemenang penghargaan sekaligus pengelola tempat perlindungan hewan di Nettle Meadow Farm.
Tantangan yang ia hadapi sering kali tak terduga; dari pandemi global hingga masalah sepele seperti printer label yang rusak dan sebagainya.
Namun justru di situlah letak kekuatannya. Sheila percaya bahwa keberlangsungan bisnis jangka panjang tidak ditentukan oleh rencana sempurna, melainkan oleh kemampuan untuk beradaptasi saat rencana runtuh.
“Setiap hari, saya perlu menyelam jauh ke dalam cadangan fleksibilitas seiring dengan berkembangnya perusahaan,” katanya.
Pola pikir seperti ini mencerminkan mentalitas jutawan: melihat masalah bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai bagian alami dari proses bertumbuh.
Kathy Miller, pendiri Love is on Lake George, menawarkan pelajaran yang berbeda, namun saling melengkapi. Lebih dari sepuluh tahun ia menjalankan bisnis kecil. Sepuluh tahun adalah sebuah rentang waktu yang sudah cukup untuk “mematikan” banyak usaha sejenis. Namun, bisnis Kathy masih bertahan.
Rahasianya bukan karena ide brilian yang revolusioner, melainkan ketuletan. Kathy menegaskan bahwa ia dan timnya berusaha untuk tidak pernah melupakan tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
"Kami berusaha untuk tidak pernah kehilangan pandangan terhadap tujuan kami, baik jangka pendek maupun jangka panjang,” katanya.
Fokus inilah yang menjadi penggerak semangatnya saat kelelahan, kesalahan, dan hambatan muncul silih berganti. Dalam psikologi uang, ketekunan seperti ini adalah aset mental yang nilainya sering kali melampaui modal finansial.
Dari dua kisah ini, buku Millionaire Mindset membawa kita pada inti pembahasannya: pola pikir menentukan hubungan kita dengan uang. Banyak orang bekerja keras, namun tetap merasa kekurangan.
Bukan karena kurang usaha, melainkan karena terjebak dalam scarcity mindset; Pola pikir kelangkaan yang meyakini bahwa sumber daya terbatas dan kesuksesan orang lain mengancam diri kita. Pola pikir ini melahirkan kecemasan, kecemburuan, dan keputusan finansial yang defensif.
Sebaliknya, pola pikir kelimpahan (abundance mindset) mengajarkan bahwa selalu ada ruang untuk tumbuh. Uang dipandang sebagai alat dan energi; sesuatu yang mengalir ke tempat yang terbuka, bukan ke pikiran yang penuh ketakutan.
Inilah mengapa buku ini menekankan pentingnya sikap mental positif, rasa syukur, dan keyakinan bahwa kita layak untuk sejahtera. Bukan dalam arti pasif menunggu keajaiban, tetapi aktif menciptakan ruang bagi peluang untuk datang .
Psikologi uang juga berkaitan erat dengan keyakinan yang membatasi diri. Banyak dari kita membawa “cerita lama” sejak kecil: bahwa uang itu kotor, orang kaya serakah, atau kita “tidak cukup pintar” untuk sukses. Keyakinan ini bekerja seperti ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya.
Buku ini mengajak pembaca untuk mengidentifikasi, menantang, lalu menggantinya dengan keyakinan baru yang memberdayakan. Proses ini bukan sekali jadi, melainkan latihan mental yang konsisten—melalui afirmasi, visualisasi, dan tindakan nyata.
Di sinilah konsep kesadaran diri menjadi krusial. Ego atau suara batin yang penuh ketakutan dan kebutuhan akan validasi yang sering kali menyabotase keputusan finansial kita. Ketika ego memimpin, kita takut gagal, takut terlihat bodoh, dan akhirnya enggan mengambil peluang.
Dengan kesadaran diri, kita belajar mengamati pikiran tanpa langsung mempercayainya. Uang tidak lagi menjadi penentu harga diri, melainkan alat untuk mewujudkan nilai dan tujuan hidup.
Buku ini juga menekankan bahwa pola pikir saja tidak cukup. Kebiasaan finansial yang sehat adalah perpanjangan alami dari mentalitas yang benar. Mengelola utang, merencanakan anggaran, berinvestasi dengan pemahaman, serta “menghabiskan” waktu secara sengaja adalah bentuk konkret dari psikologi uang yang matang. Vision board dan afirmasi berfungsi sebagai kompas, namun langkah kaki tetap diperlukan untuk sampai ke tujuan.
Millionaire Mindset tidak menjanjikan pembacanya tiba-tiba menjadi kaya. Ia adalah undangan untuk membangun relasi yang lebih sehat dengan uang; yakni relasi yang didasarkan pada kesadaran, kelimpahan, dan tanggung jawab.
Kisah Sheila Flanagan dan Kathy Miller mengingatkan kita bahwa kesuksesan finansial sering menampakkan kenyamanan, padaghal di dalamnya terkandung kerja keras. Ia tumbuh dari keluwesan saat rencana gagal, ketekunan saat lelah, dan keberanian untuk terus melangkah meski hasil belum terlihat.
Pola pikir jutawan bukan tentang menjadi sempurna atau selalu benar. Ia tentang berani bertumbuh, belajar dari kesalahan, dan percaya bahwa potensi kita; seperti kelimpahan itu sendiri, tidak pernah benar-benar terbatas.(*)
Rujukan :
Reveal Riches. (2023). Millionaire mindset: Learn the psychology of money & reprogram your mind for success habits. Mastership Books.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #