JAKARTA--AGAR mudah dikenali, cari dan miliki ciri, tapi jangan mencari-cari diri hanya karena ingin dapat sensasi. Seperti Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini yang punya ciri selalu mengenakan peci, kapan pun dan di manapun, tentu bukan karena cari sensasi melainkan dia juga seorang da'i.
"Sepertinya ada yang kurang kalau saya nggak pakai peci," ujar Jazuli dalam sebuah obrolan dengan Teropongsenayan pada satu kesempatan. Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Banten III yang meliputi Kota Tangsel, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang ini pun menguraikan alasan mengenakan 'pakaian kebesarannya' itu.
Pertama, kata Jazuli, peci merupakan pakaian nasional yang patut dibanggakan dan dilestarikan. "Para tokoh bangsa dan pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan pakai peci. Para ulama juga pakai peci. Jadi, saya juga bangga memakai peci," papar Jazuli.
Peci, menurutnya, juga bisa menjadi 'penuntun' bagi seseorang untuk tidak 'belok' ke tempat-tempat yang dilarang, seperti tempat maksiat. "Kalau memakai peci, mau jalan-jalan ke mal saja agak malas," cerita Jazuli.
Peci sepertinya sudah menjadi 'tanda pengenal' utama Jazuli. Dengan memakai peci, warga Kampung, Sawah, Ciputat mudah dikenali warga. Karena mudah dikenali itulah, mungkin warga memilihnya untuk yang ketiga kalinya sebagai anggot DPR dari PKS.
Statusnya sebagai mubaligh juga memudahkan warga mengenalnya sehingga selain di DPR sejumlah undangan ceramah dan khotbah Jumat terus datang bergantian. Tak heran di daerah pemilihannya dia dipanggil 'Pak Ustadz'.
Warga lebih sering memanggil pria 48 tahun yang beristrikan Hj. Latifah, S.Ag, MA ini sebagai 'Ustad Jeje.' Semangat belajarnya tidak pernah kendur sehingga ayah dari 4 anak ini juga tengah disibukkan dengan program S-3 Manajemen SDM di Universitas Negeri Jakarta.
Ustad Jeje juga berupaya selalu ingin bisa membantu sesama. Melalui Yayasan Yatim dan Dhuafa Al-Ummah yang didirikan tahun 2002, ditampung 100-an anak yatim/dhuafa. Diantara yang ditampung itu kini sudah ada yang bekerja dari perawat, bekerja di bank dan juga melanjutkan pendidikan hingga S2. Kini dia sedang merintis berdirinya Pesantren Tahfidz yang akan terus dikembangkan untuk masa kini dan tentu saja masa depannya.(ss/b)