Jakarta
Oleh Alfian Risfil Auton pada hari Senin, 29 Feb 2016 - 17:51:52 WIB
Bagikan Berita ini :

Telak!, Soal NJOP Ahok Bohong Besar

96ahok.jpg
Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Politikus Partai Bulan Bintang (PBB), Teddy Gusnaidi, menyatakan, kasus dugaan kasus korupsi Rumah Sakit Sumber Waras (RSSW) pada APBD-P DKI Jakarta 2014 terang benderang.

Untuk mengurai temuan adanya indikasi kerugian daerah sebesar Rp191-484 miliar tersebut, dapat diketahui dengan menilik penentuan nilai jual objek pajak (NJOP).

"NJOP adalah kunci, apakah Ahok (Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama, red) yang menentukan membeli Lahan Sumber Waras dengan harga Rp 20 juta/m2 atau bukan?" ujarnya kepada TeropongSenayan di Jakarta, Senin (29/2/2016).

Kalau penetuan NJOP tidak ada dasarnya, kata Teddy, artinya suka-suka. Dia berkeyakinan demikian, lantaran penilaian BPK hanya Rp 7,44 juta/m2.

"Pertanyaanya, kerugian Rp 0,5 triliun itu masuk kantong pribadi. Nah, masuk kantong pribadinya siapa?" tanya dia.

"Metode penentuan NJOP manakah yang benar? BPK atau Ahok?" imbuh mantan kuasa hukum calon kepala daerah Tangsel Ikhsan Modjo-Alin ini.

Teddy pun mengkritisi pernyataan Ahok beberapa waktu lalu, bahwasanya dirinya tidak tidak berwenang menentukan NJOP, melainkan Kementerian Keuangan.

Menurutnya, statement pejabat asal Belitung itu salah besar. Sebab, sesuai UU No. 28/2009, NJOP ditentukan kepala daerah. Perda DKI Nom 16/2016 pun demikian.

"Tapi, Ahok gunakan perpres untuk membantah, bahwa beliau yang menentukan NJOP dengan gunakan Perpres 40 Tahun 2014 dan UU No.2 Tahun 2012," paparnya.

Hal tersebut, ungkap Teddy, menunjukkan kasus RSSW sudah cukup gamblang. Dia pun mempertanyakan lambannya penyelidikan kasus itu. "Apakah KPK nunggu restu? Ini KPK atau..." tanya dia heran. (Icl)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...