Opini
Oleh Salamuddin Daeng (Pusat Kajian Ekonomi Politik – Universitas Bung Karno) pada hari Jumat, 11 Mar 2016 - 10:49:51 WIB
Bagikan Berita ini :

Pemerintah Cairkan Dana Cadangan Krisis di Bank Dunia, Apakah Indonesia dalam Bahaya?

79472a1e348ea4d6316f02fc05acff386bfe9f2179.jpg
Salamuddin Daeng (Pusat Kajian Ekonomi Politik – Universitas Bung Karno) (Sumber foto : Istimewa)

Baru baru ini tersiar kabar di media massa bahwa pemerintahan Jokowi – JK mencairkan dana Development Policy Loan (DPL) with a Deferred Drawdown Option (DPL DDO) yang ada pada Bank Dunia (World Bank). Pencairan dana ini ditenggarai karena kekosongan kas APBN.

Apa itu DPL DDO ? Ini adalah dana cadangan yang hanya dapat digunakan dalam keadaan darurat. Pertanyaanya benarkah Indonesia dalam keadaan darurat ? Ini yang harus dijawab oleh pemerintahan Jokowi.

Karena dana DPL DDO sebenarnya tidak untuk dicairkan. Namun yang dicairkan, karena merupakan fasilitas pembiayaan kembali, membantu untuk memastikan bahwa pemerintah Indonesia memiliki akses ke sumber daya jika pasar gagal menyediakan pembiayaan yang diperlukan pada biaya yang wajar. Dengan demikian jika dana ini dicairkan maka Indonesia saat ini tengah darurat !

Bagaimana sejarah DPL DDO ? Di tengah krisis 2008-2009 Indonesia mengambil pinjaman DPL DDO untuk mendukung akses berkelanjutan untuk internasional pasar modal akibat krisis yang melanda Indonesia saat itu. Pinjaman DPL DDO mencapai USD 5,5 miliar untuk mengirimkan sinyal positif yang kuat kepada pasar internasional dan domestik pasar tentang kekuatan ekonomi yang tersedia. Hasilnya antara September 2008 dan Maret 2009, Indonesia mengangkat lebih dari USD 6,3 miliar melalui lima penerbitan obligasi di pasar modal. (treasury.worldbank.org, updated February 6, 2012).

Nah sekarang pemerintahan Jokowi kabarnya mencairkan dana DPL DDO tersebut yang dinilai oleh banyak kalangan keluar dari fungsi pinjaman tersebut. Kuat dugaan bahwa Indonesia tidak berhasil mengirim signal positif ke pasar internasional terkait dengan rencana Menteri Keuangan menerbitkan securitas untuk menambal APBN 2016 sedikitnya Rp. 600 triliun sebagaimana dikatakan Bambang Brojonegoro beberapa waktu lalu.

Pertanyaannya apakah Indonesia sekarang tengah berada dalam alaram krisis keuangan? Untuk apa dana cadangan krisis ini dicairkan? Apakah untuk menambal APBN yang kosong bolong?Ini yang harus diumumkan pemerintah.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Selalu Ada Harapan

Oleh Swary Utami Dewi
pada hari Minggu, 28 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tadi malam, aku tersenyum bercampur nyengir melihat video singkat yang menayangkan perkataan beberapa kawan, yang (katanya) mau memajukan peradaban. Tapi keinginan ini ...
Opini

Warung Madura dan Pembangunan Entrepreneurship di Indonesia

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Warung Madura di Bali diminta untuk tutup pada malam hari. Berita ini menjadi topik hangat belakangan ini. Merujuk pemberitaan media, di Klungkung alasannya adalah keluhan ...