MUARO JAMBI (TEROPONGSENAYAN) - Petani Jambi dari empat kabupaten dan Suku Anak Dalam sudah tiga hari sejak Kamis (17/3/2016) melakukan aksi jalan kaki menuju Jakarta.
Hingga Sabtu (19/3/2016) kemarin, aksi mereka baru sampai di pasar Sungai Lande, kelurahan Tempino, kecamatan Mestong kabupaten Muaro Jambi.
Mereka menuntut pemerintah untuk menyelesaikan konflik agraria yang melilit para petani ini dan sudah berlangsung lama, bahkan ada yang sudah puluhan tahun tetapi tak kunjung selesai.
Koordinator aksi Joko Supriyadinata menuturkan, massa aksi yang berjumlah 333 orang, 13 perempuan dan 4 orang anak anak menginap meski dengan penerangan lilin seadanya.
"Tidur tanpa alas pun mereka jalani walau udaranya lumayan dingin. Karena setibanya di pasar Sungai Lande diguyur hujan yang cukup deras," kata Joko dalam keterangannya, Minggu (20/3/2016).
Joko menyampaikan bahwa peserta aksi jalan kaki akan ada penambahan massa kurang lebih sekitar 150-an orang.
"Kondisi peserta jalan kaki sangat memprihatinkan dengan makan nasi dan sayur saja, yang penting dapat isi perut yang kosong. Obat-obatan yang hampir tidak ada tidak jarang peserta aksi sangat sulit untuk mencari obat dan vitamin penambah stamina," kisahnya.
Terutama, lanjut dia, bila berjalan di siang hari, di bawah terik matahari membuat para petani sangat kehausan sehingga sangat banyak membutuhkan air minum.
Hari ini, Minggu (20/3/2016) pagi massa akan mulai berjalan menuju Jakarta hingga tuntutannya dikabulkan pemerintah. "Demi tegaknya konstitusi pasal 33 UUD 1945 dan UUPA No 5 tahun 1960," pungkas Joko.
Konflik agraria yang dialami Suku Anak Dalam, misalnya, terjadi sejak 1987. Konflik agraria petani Kunangan Jaya I dan II sudah sejak tahun 1970-an, sedangkan konflik agraria yang dialami petani Mekar Jaya terjadi sejak 1990-an.(yn)