JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat politik Siti Zuhro tampil membacakan preambul deklarasi dan pendirian organisasi masyarakat (Ormas) Pergerakan Indonesia Maju (PIM) di CDCC office, jalan Kemiri nomor 24, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/4/2016).
Ia sendiri ditunjuk untuk menjabat posisi wakil ketua di Ormas yang diketuai mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin itu.
"Bahwa perjalanan kehidupan bangsa selama ini menunjukkan pembentukan bangsa dan negara masih dalam proses menjadi, belum mencapai bentuk paripurna sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa dan harapan rakyat Indonesia," ujar Siti saat membacakan preambul deklarasi dan pendirian PIM di CDCC office, jalan kemiri nomor 24, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/4/2016).
Siti menyampaikan kehidupan bangsa dalam bidang sosial-politik masih menampilkan kesenjangan sosial dan demokratisasi belum membawa kesejahteraan. Disisi lain, lanjutnya, dalam bidang sosial ekonomi, ketidakadilan masih terjadi mengakibatkan pemerataan semakin jauh dari harapan.
"Dalam bidang sosial-budaya, nilai-nilai budaya luhur bangsa tergerus oleh penetrasi budaya luar, kemajemukan bangsa tergoyahkan oleh berkembangnya kefanatikan suku, agama, ras, dan antar golongan, serta pendidikan belum berhasil membentuk watak bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keutamaan," ungkapnya.
Perempuan yang akrab dipanggil mbak Wiwik itu mengutarakan bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi tantangan baru yang muncul dari pihak luar. Dia menegaskan, sebuah tuntutan bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dengan membawa tiga kunci utama.
"Kualitas, Persaingan, dan Daya saing. Maka berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan mendasarkan perjuangan pada kemanusiaan, kemajemukan dan kebersamaan, dibentuklah Pergerakan Indonesia Maju (PIM) sebagai wadah kebersamaan segenap elemen bangsa untuk merealisasikan cita-cita kemerdekaan negara. Pergerakan ini meyakini kemajemukan merupakan kekuatan, maka kemajemukan harus dijelmakan dalam kebersamaan," paparnya.
Seperti diketahui, sejumlah tokoh nasional dengan berbagai latar belakang ikut terlibat dalam pendirian dan deklarasi PIM. Mereka diantaranya mantan ketum Muhammadiyah Din Syamsudin, mantan ketua MK Hamdan Zoelva, mantan ketua ketua BPK Ali Masykur Musa, pengamat politik Siti Zuhro, Walikota Tangsel Airin Rahmi Diani. Selain itu, sejumlah para pimpinan agama turut mendukung dan menjadi pengurus di PIM.(yn)