Oleh Sahlan Ake pada hari Kamis, 26 Jun 2025 - 19:42:45 WIB
Bagikan Berita ini :

Universitas Bakrie Ajak Kolaborasi Lintas Sektor Dorong Industri Bahan Bakar Nabati

tscom_news_photo_1750941765.jpg
Paparan materi oleh Andree Harahap (VP Business Development Pertamina New and Renewable Energy) (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bakrie Center for Energy and Sustainability bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Prospek dan Tantangan Industri Bahan Bakar Nabati di Indonesia” pada Rabu 25 Juni 2025, bertempat di Auditorium Universitas Bakrie, Bakrie Tower lantai 42, Jakarta.

Acara ini menghadirkan narasumber utama Elis Heviati (Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Bioenergi, Kementerian ESDM) dan Andree Harahap (VP Business Development Pertamina New and Renewable Energy), serta dua penanggap ahli yakni Prof. Ardiansyah dan Prof. Deffi Sari.

Dalam paparannya, Elis Heviati menegaskan posisi strategis bioetanol sebagai bagian dari komitmen nasional dalam transisi energi menuju net zero emissions.

“Indonesia memiliki potensi besar produksi bioetanol yang bisa mencapai 7,5 miliar liter per tahun. Sayangnya, kapasitas produksi aktual masih sangat rendah, yaitu sekitar 365 ribu kiloliter per tahun. Kita perlu segera atasi tantangan logistik, kebijakan fiskal, dan konflik kepentingan antara energi dan pangan,” ujar Elis.

Sementara itu, Andree Harahap menekankan urgensi reformasi kebijakan dan percepatan produksi bioetanol agar Indonesia dapat mengurangi ketergantungan impor bensin secara signifikan.

“Kalau kita mau serius dorong bioetanol, kita harus segera selesaikan persoalan distribusi dan kebijakan harga. Belajar dari negara seperti Brasil dan Amerika Serikat, bioetanol bisa sukses asal didukung regulasi yang jelas,” kata Andree.

Sebagai penanggap, Prof. Deffi Sari memberikan catatan penting tentang dampak lingkungan, terutama isu deforestasi dan emisi gas rumah kaca yang muncul akibat industri biofuel.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Prof. Dudi Rudianto, dalam sambutannya mengatakan diskusi ini bertujuan mempertemukan berbagai pihak untuk merumuskan solusi nyata.

“Acara ini penting karena mempertemukan praktisi industri, pemerintah, dan akademisi agar kita bisa cari solusi bersama yang realistis untuk pengembangan energi nabati di Indonesia,” kata Prof. Dudi.

Sementara itu Head of Bakrie Center for Energy and Sustainability, Dr. Muhammad Badaruddin selaku moderator menambahkan, diskusi ini merupakan bagian dari upaya strategis Universitas Bakrie untuk mendukung percepatan transisi energi di Indonesia melalui kolaborasi lintas sektoral.

Diskusi dihadiri mahasiswa dan dosen lintas program studi Universitas Bakrie sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan antara akademisi dengan dunia industri serta membangun diskusi strategis yang mendalam tentang isu energi nasional.

tag: #dpr  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement