Opini
Oleh Ariady Achmad pada hari Sabtu, 23 Jul 2016 - 07:16:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Mendadak Takut Pokemon Go

52d0d202525e3a7f8d28cb99ecbe03e558cbfe7d6e.jpg
Kolom Obrolan Pagi Bareng Ariady Achmad (Sumber foto : Ilustrasi)

Nyaris kompak, sejumlah Kementerian, Lembaga Negara dan Pemerintah Daerah melarang Pokemen Go. Ada apa? Apa tidak ada yang lebih penting diurusi atau dipikirkan selain games online yang kini memiliki fitur terhubung dengan GPS tersebut?

Bahkan, larangan serupa juga dilakukan oleh otoritas pengelola gedung parlemen dan istana. Dua simpul kekuasaan negara ini tampaknya merasa amat khawatir akan efek negatif Pokemon Go. Sehingga merasa penting dan perlu mengeluarkan pelarangan secara resmi.

Tak berlebihan jika kita mengatakan tindakan pelarangan itu berlebihan. Bukan berarti kita mendukung atau penggembira games online ini. Namun pelarangan tersebut bisa menimbulkan tafsir lain. Misal, apakah para PNS boleh bermain games online lainnya?

Bukan hanya itu. Apakah berarti para PNS boleh seenaknya mengakses berbagai digital lainnya yang bertebaran di dunia online, baik dengan perangkat gadget maupun komputer di tempat kerja saat jam kerja sedang berlangsung? Jika boleh, apakah tidak mengganggu pekerjaan?

Saat era digital seperti sekarang ini, ribuan produk aplikasi bertebaran di dunia maya. Baik berupa games hingga berupa aplikasi media sosial. Hanya menyentuh layar smartphone, semua bisa diunduh dan terpasang. Baik yang berbayar maupun yang gratis. Akankah terus menerus dilakukan pelarangan?

Jelas, aneka ragam pula pengaruhnya. Ada yang positif, namun ada pula yang negatif. Namun, mengingat penggunaannya pada smartphone maka hal ini berkaitan dengan wilayah pribadi. Sehingga menjadi aneh jika pelarangan ditujukan atas penggunaan produk games tertentu. Apakah akan dicek setiap smartphone milik PNS?

Mestinya pelarangan bukan hanya pada penggunaan Pokemon Go saja. Namun pelarangan akan proporsional jika diberlakukan pada para PNS yang mangkir dari pekerjaannya. Baik karena tertarik bermain Pokemon Go maupun disebabkan oleh hal lain. Sebab, mereka digaji dengan uang rakyat.

Jadi mengapa mendadak takut pada Pokemon Go? Lebay saja kale.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Prabowo dan Gaza Solidarity Encampment

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Minggu, 05 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Presiden terpilih Prabowo Subianto melakukan gerakan internasional melalui pikirannya yang dia suarakan di salah satu kolom majalah terbesar eropa, "the ...
Opini

Pesan Menggetarkan Tokoh Aktivis Indonesia: Menghidupi Diri dan Menghidupkan Demokrasi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dalam suatu pertemuan yang melibatkan para aktivis lintas angkatan beberapa hari lalu (2 Mei 2024), dikawasan Mampang, Jakarta Selatan, dr. Hariman Siregar, mantan aktivis ...