Bisnis
Oleh Bani Saksono pada hari Senin, 19 Sep 2016 - 06:15:48 WIB
Bagikan Berita ini :

Inspiratif, Program Bedah Rumah Koperasi Syariah ini

99MENKOP-RUMAH-LAYAK-HUNI.jpg
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga menyaksikan program pembangunan rumah layak huni yang di lakukan oleh Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia, di kabupaten Legok Tangerang (18/09/2016). (Sumber foto : KEMENKOP )

TANGERANG [TEROPONGSENAYAN] – Program Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia [KS-BMI] ini dinilai sangat inspiratif danlayak ditiru koperasi yang lain. Koperasi ini membuat program bedah rumah atau rumah layak huni [RLH] bagi anggotanya.

"Program bedah rumah dalam bentuk Rumah Layak Huni (RLH) ini menurut saya ide yang orisinil dan bisa menjadi inspirasi best practise (praktek terbaik-red) bagi koperasi lain dalam memberikan manfaat pada anggotanya,’’ kata Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga.

Hal itu diungkapkan Puspayoga saat menyaksikan penyerahan secara simbolis RLH untuk pasangan Untung-Itin, anggota KS-BMI di Desa Bojong Kamal, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Minggu [18/9/2016]. Selain Menkop dan UKM Puspayoga, acara itu juga dihadiri Bupati Tangerang A Zaki Iskandar dan Presdir KS BMI Kamarudin Batubara.

Menurut Puspayoga, program RLH itu sesuai dengan upaya reformasi perkoperasian oleh Kementerian Koperasi dan UKM saat ini, yaitu melakukan rehabilitasi, reorientasi dan pengembangan koperasi. Dia mengakui semakin kagum melihat kualitas rumah layak yang dibangun koperasi ini tidak sembarangan. Tapi, katanya, memenuhi standar internasional minimal yang ditetapkan UN Habitat (suatu lembaga resmi di bawah PBB). Selain membangun RLH, koperasi ini pun memberikan pinjaman kepada anggota dalam rangka memperbaiki saluran air dan sanitasi.

Program RLH dilakukan sejak Maret 2015 lalu. Hingga sekarang KS BMI telah berhasil membangun 12 RLH secara gratis bagi anggotanya, baik yang terkena bencana puting beliung, kebakaran maupun memang tidak layak huni. Pembiayaannya bersumber dari sebagian provisi 1 persen yang dikenakan atas pinjaman koperasi yang diberikan.

Menkop menegaskan, Kemenkop dan UKM tidak membutuhkan kuantitas koperasi, namun lebih menitik beratkan pada kualitas. "Biarlah koperasi jumlanya sedikit, namun perbanyaklah anggota koperasi dan semakin ditingkatkan kualitasnya. Contohnya KS-BMI yang jumlah anggotanya mencapai 115 ribu orang. Mereka tersebar di empat Kabupaten di Banten, yaitu Tangerang, Pandegelang, Lebak, dan Serang.

Sementara itu, Bupati Tangerang A Zaki Iskandar menyatakan dukungannya terhadap program bedah rumah yang dikembangkan KS BMI ini. Apalagi di kabupaten TangeRang ini ada sekitar 18 ribu rumah yang tidak layak huni. Sebanyak 5 ribu rumah di antaranya dalam kondisi sangat parah.

“Karena itu saya harapkan para camat di Kabupaten Tangerang ini bisa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak khususnya KS BMI ini untuk membuat semacam program bedah rumah ini,” katanya.

Pengusaha Berkedok Koperasi

Pada kesempatan itu, Presdir KS BMI Kumarudin Batubara menegaskan, pihaknya berusaha menjalankan koperasi secara ideal dan menjadi jatidirinya koperasi. Diakuinya, saat ini banyak pengusaha yang berkedok koperasi, namun hanya sebagai cara menguntungkan dirinya sendiri.

Menurut Kumarudin, banyak pengelolaan koperasi keluar dari jatidirinya. Terlebih yang bergerak di usaha simpan pinjam, ruh koperasi seolah sudah lepas dari jiwa. Untuk mendeteksi koperasi model tersebut mudah saja. “Coba usut siapa saja anggotanya? Karena yang mereka klaim sebagai calon anggota adalah penerima pinjaman. Sedangkan yang dimaksud anggota adalah para deposan atau penyimpan dan ada dalam nilai tertentu,” ujarnya.

Praktik koperasi yang demikian, tuturnya, tak ubahnya bank itu sudah sejak lama menggejala, bahkan ada koperasi model ventura, hanya menyalurkan pinjaman tanpa menerima simpanan.

Dia menjelaskan, koperasi yang berdiri pada tahun 2002 ini, awalnya adalah Lembaga Pembiayaan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPP-UMKM) yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang. Seiring perjalanan waktu, pada 2013 lembaga itu berubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KPP-UMKM Syariah).

Selanjutnya, pada 2015 berubah nama jadi Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia dengan badan Hukum 213/PAD/M.KUKM.2/XI/2015. Dilihat dari sejarah kelahiran koperasi ini, kegalauan Kamaruddin terhadap penyimpangan praktik koperasi memang beralasan. Sebab, di Kabupaten Tangerang banyak muncul kasus koperasi jadi-jadian yang berpraktik seperti bank.

Kinerja Positif

Dengan tetap konsisten mengusung muatan sosial dalam setiap aktivitas usahanya, sampai Agustus 2016, kinerja koperasi ini menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pelayanan terhadap anggota menjadi tolok ukur dengan mengedepankan tiga pilar penunjang koperasi yaitu pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.

Di bidang pendidikan, Koperasi BMI telah membiayai ribuan anak anggota yang bersekolah di jenjang SLTA, pemberian bea siswa, dan diklat-diklat untuk anggota dan karyawan. Di bidang ekonomi, koperasi melibatkan anggota dengan pemberian skim pembiayaan serta pelatihan bisnis.

Sedangkan di bidang kesehatan, Koperasi BMI berupaya melaksanakan tanggung jawab sosialnya dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, antara lain pembuatan jamban bagi anggota, terutama di daerah-daerah perkotaan di wilayah Banten.

Khusus untuk pengelolaan sanitasi dan air, koperasi ini menjalin kerjasama dengan lembaga swadaya Amerika Serikat, IUWASH-USAID (Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene), Water.org dan Kiva.Org. Hingga Agustus 2016 program ini telah merealisasikan 1.767 unit sanitasi dan air warga dari target 1.522 unit.

Diyakininya, KS-BMI mampu mengatasi kelesuan ekonomi dengan tetap melakukan ekspansi usaha, antara lain membuka dua kantor cabang di Lebak dan Pandeglang, melengkapi dua cabang yang sudah beroperasi di Tangerang dan Serang.

Koperasi yang berkantor pusat di Cikupa Tangerang ini, beroperasi dengan 457 karyawan yang tersebar di 31 kantor cabang pembantu. Asetnya mencapai Rp 301 miliar dengan volume pinjaman keanggotanya antara Rp 40-50 miliar per bulan. NPL (non Perforong Loan) atau kredit bermasalahnya relatif kecil hanya 0,4% saja.

Dalam RAT Desember 2015, koperasi ini membukukan modal sendiri Rp106 miliar naik 38% dibanding tahun 2014. Piutang Rp178 miliar naik 23% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp145 miliar, sedangkan simpanan mencapai Rp67 miliar dan membukukan laba bersih sebesar Rp6,6 miliar. Hingga Desember 2015 Koperasi BMI mencatat aset Rp260 miliar, dan membayar pajak badan sebesar Rp2,1miliar.

Predikat sehat terhadap KS- BMI diberikan Dinas Koperasi Kabupaten Tangerang dengan skor 83,90%, sedangkan dalam ranking 100 Koperasi Besar Indonesia tahun 2015 koperasi ini bertengger di urutan 23, terbesar di Provinsi Banten dan nomor 4 se-Indonesia kategori Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah. [b]

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement