Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Senin, 28 Nov 2016 - 07:42:21 WIB
Bagikan Berita ini :

Kapolri: Saya tak Pernah Tuduh Pengunjuk Rasa Berbuat Makar

94aksi4november.jpg
Demonstrasi Bela Islam, Jumat (14/10/2016) (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan sinyalemen makar bersamaan dengan aksi umat Islam beberapa waktu lalu ditujukan untuk pendompleng, bukan kepada peserta unjuk rasa yang menuntut proses hukum terhadap Ahok.

"Saya tidak pernah sekalipun menuduh pengunjuk rasa dalam aksi tersebut makar," katanya saat menghadiri silaturahim dan sarapan pagi bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengurus NU dari tingkat provinsi hingga kelurahan se-Jakarta di Gedung PBNU, Minggu (27/11/2016)

Menurut Tito, Polri menengarai ada kelompok-kelompok pendompleng yang membawa agenda sendiri pada saat demo 4 November, di luar tuntutan dugaan penistaan agama oleh Ahok, seperti pendirian khilafah, menggulingkan presiden sah.

Bahkan, lanjutnya, ditengarai ada kelompok yang ingin membuat teror dan kekacauan sehingga pihaknya saat itu juga menyiagakan Densus 88 untuk mengantisipasi kejadian-kejadian tak diinginkan.

Hal itu, kata dia, juga sudah dikomunikasikan dengan pemimpin Gerakan Pengawal Fatwa MUI selaku penanggung jawab aksi, di antaranya Rizieq Shihab.

Tito pun menolak anggapan bahwa dia tidak mengizinkan orang berunjuk rasa, termasuk terkait rencana aksi 2 Desember. Namun, ia mengimbau agar aksi tidak dilakukan di jalan protokol yang bisa merugikan orang lain.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam pidatonya mengatakan hari-hari ini Bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak hal yang di permukaan tampak sebagai kebenaran, namun hakikatnya belum tentu demikian.

Begitu banyak kebenaran diucapkan, tapi yang dikehendaki sesungguhnya adalah kebatilan, kata Said Aqil di hadapan ratusan orang yang hadir di acara itu.

"Betapa banyak orang mengaku dan mengatasnamakan Islam, namun kita justru melihat adanya gejala ismun bi laa musammaa, yakni gejala adanya perbedaaan antara nama dan yang dinamai. Simbol memang penting, tapi perjuangan yang hanya bersifat simbolik jelas menyesatkan," katanya.

Sementara itu Sekjen PSNU Pagar Nusa M Nabil Harun selaku panitia membantah acara itu digelar sebagai persiapan menghadapi rencana aksi umat Islam 2 Desember.

Menurut dia, acara itu digelar sebagai ajang silaturahim dan komunikasi PBNU dengan pengurus di tingkat akar rumput yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

"Acara sejenis juga akan dilaksanakan di daerah lain. Ini memang baru pertama kali digelar," katanya. (icl/Antara)

tag: #ahok  #aksi-4-november-2016  #aksi-bela-islam-iii  #islam-menggugat-ahok  #lawan-ahok  #penistaan-agama  #polri  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Bersinergi dalam Beragam Aksi Kebaikan, Alumni ITB 1997 Gelar Acara Silaturahmi

Oleh Fath
pada hari Minggu, 05 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Angkatan 1997 menegaskan kebersamaan dan komitmennya untuk beraksi dalam berbagai bentuk kegiatan positif dalam Temu Kangen Syner97 ...
Berita

Jemaah Haji Kloter Pertama Mulai 12 Mei

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan, pemberangkatan perdana jemaah Haji 1445 Hijriah/2024 Masehi pada 12 Mei 2024. Di mana sebanyak 22 kelompok terbang (kloter) akan ...