Opini
Oleh Laode Ida pada hari Rabu, 01 Mar 2017 - 09:59:26 WIB
Bagikan Berita ini :

Mewaspadai Skenario Asing Terhadap Kasus Freeport

33obrolan pagi-3.jpg
Kolom bersama Laode Ida (Sumber foto : Ilustrasi oleh Kuat Santoso )

Pemerintah harus segera beri kepastian dan ketegasan pada Freeport. Jika tidak maka akan berimplikasi pada munculnya gejolak di lokal, termasuk akan berimbas pada posisi politik papua yang tak akan untungkan indonesia.

Posisi pemerintah memang dilematis. Di satu pihak harus tunduk pada peraturan perundangan yang dibuat yakni UU nomor 4/2009 yang intinya melarang eksport konsentrat dan PP nomor 1/2017 yang hanya izinkan ekspor konsentrat bagi pemilik IUPK.

Di pihak dalam hubungan dengan Freeport masih terkait dengan perjanjian dalam ketentuan Kontrak Karya (KK) yang pihak Freeport agaknya ditafsirkan sbagai "UU khusus dan istimewa". Freeport agaknya merasa tak perlu tunduk pada UU Minerba RI, sehingga harus di bawa ke arbitrase internasional.

Jika konsisten, maka pemerintah harus siap hadapi langkah hukum Freeport itu. Risikonya tentu semua pihak harus tunduk pada putusan arbitrase itu meski terbuka peluang untuk mengalahkan peraturan perundangan yang ada.

Yang harus dicatat, sudah biasa dalam bisnis dan investasi internasional yang sedang berkonflik seperti ini selalu ada pihak yang ambil keutungan pribadi, utamanya mereka-mereka (baik pejabat dan swasta) yang membuat lakukan loby dan buat komitmen pribadi/kelompok.

Tentu kita masih ingat isu "papa minta saham" yang sempat menggemparkan publik bangsa ini. Ini harus dicegah dengan cara memastikan adanya transparansi dalam proses-proses perundingan baik kedua pihak di Jakarta maupun di majelis arbitrase nanti.

Kecuali itu, yang harus dicatat, jika Freeport melepaskan sahamnya nanti, maka mustinya BUMN yang jadi pemegang sahamnya, bukan swasta. Namun ini baru pada tahap mimpi, karena Freeport agaknya masih keberatan dengan permintaan itu, utamanya lantaran besarannya konon sampai 51 persen.

Yang perlu diwaspadai jangan sampai konflik dengan Freeport ini berada di balik skenario pemodal asing khususnya dari Cina, yang boleh jadi mengincar lahan di Papua kelak nanti Freeport angkat kaki. Termasuk jika nanti dana APBN tak cukup untuk beli divestasi saham Freeport, yang artinya kepemilikan saham Freeport nanti juga akan ada di tangan pemodal asing dari negeri naga.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...