JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pemerintah Provinsi DKI diminta segera merealisasikan proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) serta memperbanyak waduk.
Dengan begitu, diyakini bisa menjadi solusi mengatasi banjir yang kerap merendam Ibu Kota beberapa hari terakhir ini.
"Kalau ditunda-tunda terus pembangunannya, Jakarta akan terus dilanda banjir. Bahkan ibu kota bisa tenggelam," kata Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta, Prabowo Soenirman, kepada wartawan, Senin (13/3/2017).
Meski demikian, menurut Prabowo, proyek Tanggul Laut Raksasa tersebut harus sejalan dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan analisis dampak lingkungan (amdal) harus dituntaskan sebagaimana ketentuan.
Prabowo mengungkapkan, banjir yang terjadi salah satunya dikarenakan adanya penurunan muka tanah. Akibatnya air tidak bisa mengalir ke hilir lantaran muka laut di utara Jakarta telah lebih tinggi di banding daratan.
Akibatnya, air limpas kembali ke dataran. Kondisi tersebut, diperparah dengan adanya banjir rob.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat mengatakan, penanganan banjir di Jakarta melalui GSW baru akan terealisasi puluhan tahun lagi.
"Giant Sea Wall itu mungkin untuk 20 tahun yang akan datang sih. Maka sekarang yang penting kita selesaikan dulu yang sudah ada, tanggul A kira-kira 7 sampai 8 meter," ujar Ahok beberapa saat lalu.
Ahok mengaku untuk kelanjutan proyek GSW, dirinya masih menunggu detail desain analisis dari Belanda dan Korea Selatan terkait pembangunan GSW di pesisir utara Jakarta.
Diketahui, proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) yang dikenal dengan 'Tanggul Laut Garuda Raksasa' merupakan pengatur banjir Jakarta ini akan membangun bendungan di tengah laut sehingga di Teluk Jakarta akan terbentuk waduk baru berukuran sangat besar. (icl)