Opini
Oleh Asyari Usman (Mantan Wartawan BBC) pada hari Minggu, 26 Mar 2017 - 08:07:37 WIB
Bagikan Berita ini :

Ketua Golkar Setya Novanto: Sekarang “The Gun Behind The Man”

3IMG_20170201_194417.jpg
Asyari Usman (Mantan Wartawan BBC) (Sumber foto : Istimewa )

Salah satu pepatah Inggris yang sangat popular adalah, “the man behind the gun” yang arti literalnya “orang yang berada di belakang senjata”. Sedangkan pengertian kontekstualnya adalah “efektivitas suatu tugas atau mandat akan tergantung pada orang yang mengemban tugas itu, bukan seberapa hebat perangkat yang tersedia untuk tugas itu”.

Di tubuh Partai Golkar, “the man behind the gun”-nya adalah Pak Setya Novanto, ketua umum mereka. Beliaulah yang dianggap oleh mayoritas kader partai sebagai orang yang paling pantas memegang “pistol” Golkar.

Jam terbang Pak Setnov sudah cukup tinggi baik di Golkar maupun di arena politik Indonesia. Ibarat “sheriff”, beliau ini sudah memegang segala jenis pistol dan senjata laras panjang. Sudah sangat terampil memainkan senjata. Senjata apa saja.

Di Golkar, beliau bisa mendamaikan kubu-kubu yang sedang berkonfrontasi. Bisa diterima oleh semua pihak. Menjadi jalan tengah antara Pak Abu Rizal Bakrie dan Pak Agung Laksono ketika, dua tahun lalu, kedua kubu ini melakukan tawuran secara terbuka.

Di DPR, beliau sudah kenal watak para koleganya, dan sudah paham betul bagaimana cara “mendamaikan” pihak pemerintah dan komisi-komisi yang membahas macam-macam masalah atau usulan. Beliau bisa cepat dan tangkas menemukan solusi ketika terjadi deadlock dalam RDP (rapat dengar pendapat) antara pemerintah (menteri/dirjen) dan DPR. Dan Pak Setnov mampu membuat kedua pihak sama-sama senyum, sama-sama senang, win-win solution.

Salah satu rahasia di balik kesuksesan Pak Setnov di DPR adalah diplomasi minuman segar yang membuat suasana tegang menjadi santai. Beliau selalu menyediakan minuman botol merek “Fulusia Duite-Mana”. Minuman ini kabarnya memang mampu menghilangkan efek marah dalam sekejap.

Pak Setnov tahu persis cara memuluskan proyek-proyek yang diusulkan pemerintah, termasuk proyek e-KTP. Di proyek ini, semua pihak di DPR dan di birokrasi bisa berdamai. Mereka diajak melakukan ritual bagi-bagi sesajen berupa sapi hitam pekat seharga 2.3 triliun rupiah. Sayangnya, hantu sapi sesajen itu sekarang mengamuk di kantor KPK, mengakibatkan banyak orang yang ketakutan.

Itulah secuil kehebatan Pak Setya Novanto. Beliaulah “the man behind the gun”. Disegani kawan dan lawan. Pak Setnov juga merupakan sosok yang tidak ingin popularitas. Beliau bukan tipe pemimpin yang ingin terkenal.

Buktinya, dalam drama e-KTP yang sedang tayang sekarang ini, mantan sekjen Kemendagri, Diah Anggraini, mengatakan di pengadilan Tipikor bahwa Pak Setnov pernah titip pesan untuk disampaikan kepada Irman (mantan Dirjen Dukcapil yang menjadi terdakwa e-KTP) supaya Irman mengatakan “tidak kenal Setya Novanto” kalau ditanya KPK. Jadi, Pak Setnov bukan orang yang suka dikenal publik.

Tetapi sekarang anak-anak muda di Golkar yang menyebut diri GMPG (Generasi Muda Partai Golkar), mengutarakan rasa kegelisahan sehubungan dengan isu korupsi e-KTP yang membawa-bawa nama Pak Setnov. GMPG melaksanakan rakor di Jakarta (24 Maret 2017).

Terlihat anak-anak muda Golkar itu menunjukkan gejala tak sopan. Mereka tidak menghormati “the man behind the gun” yang selama ini mampu menggali potensi sumber uang untuk kepentigan bangsa(t).

Cuma, bisa juga dipahami kegelisahan anak-anak muda itu. Sebab, Pak Setnov bukan sekali ini saja tersangkut masalah. Di masa lalu beliau dikaitan dengan skandal Bank Bali dengan nominal lebih Rp546 miliar (1999).

Kemudian ada kasus impor ilegal beras Vietnam (Kejakgung sempat memeriksa Setnov di tahun 2005). Di tahun 2004, perusahaan milik Setnov diduga terlibat mengimpor limbah beracun ke pulau Batam. Di tahun 2012, terseret di dalam skandal pembangunan fasilitas Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau dengan uang lobi untuk DPR sebanyak hampir Rp4 miliar.

Beliau menjadi bintang skandal “papa minta saham Freeport”. Di bulan September 2015, Pak Setnov membuat kehebohan karena menemui Donald Trump yang waktu itu menjadi calon presiden yang anti-Islam. (Pak Setnov sangat senang Trump akhirnya menjadi presiden).

Dengan sederet masalah itu, GMPG boleh jadi akan memulai proses untuk membalikkan predikat Pak Setya Novanto sebagai “the man behind the gun” di Golkar, menjadi “the gun behind the man”. Senjata itu sekarang ditodongkan di belakang Pak Ketua. Kita lihat siapa yang akan menarik pelatuknya!

(Artikel ini adalah pendapat pribadi penulis, tidak ada kaitannya dengan BBC).

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...