JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) DKI Jakarta mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Calon Gubernur Anies Rasyid Baswedan dan Calon Wakil Gubernur Sandiaga S Uno untuk Pilkada DKI Jakarta 2017. Deklarasi dukungan dibacakan Ketua BKMT DKI Jakarta Hj. Nurfitria Farhana dalam acara silaturahmi keluarga besar BKMT dengan Anies dan Sandi di kediaman pendiri BKMT almarhumah Prof. Hj. Tutty Alawiyah AS di Jatiwaringin, Pondok Gede.
Hadir dalam deklarasi yang berlangsung pada Minggu (26/3/2017), antara lain Pembina BKMT yang juga anggota DPD RI daerah pemiilihan DKI Jakarta Dailami Firduas, Wakil Ketua DPD RI Muhammad Farouk, Ketua dan Umum BKMT Pusat Hj. Syifa Fauzia.
Anies dan Sandi mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan yang diperolehnya dari BKMT. “Dukungan ini sangat besar artinya bagi kemenangan perjuangan kami mengingat BKMT yang para pengurusnya para ustadzah ini beranggotakan ibu-ibu pengajian yang tersebar di mana-mana. Mereka punya peran besar sebagai pendidik di dalam keluarga,” ujar Anies.
Anies mengaku sudah lama mengenal BKMT sejak ia masuk kuliah di Yogyakarta. Bahkan ia sangat mengagumi ketokohan almarhumah Tutty Alawiyah. Anies berjanji akan memperhatian BKMT dan majelis-majelis taklim yang ada di Jakarta jika dirinya terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Bahkan, ia akan mengizinkan Kawasan Monas Jakarta dipakai untuk pengajian.
Sementara itu, Pembina BKMT Dailami Firdaus mengajak umat Islam Ibukota untuk tidak ragu-ragu lagi memilih pasangan Anies-Sandi. Menurutnya, sebagai pemimpin Muslim, Anies dan Sandi akan bisa membawa kebaikan, kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Jakarta. “Karena kepemimpinan mereka sebagai Muslim memiliki nilai-nilai agama, moralitas atau akhlak dan berbudaya,” tegas Dailami.
Dailami menambahkan, Jakarta sebagai ibukota harus dipimpin oleh gubernur Muslim. Berdasarkan sejarahnya, lanjut Dailami, Jakarta dipimpin seorang ulama, penasihat dan komandan perang bernama Fatahilah. Fatahilah berhasil mengusir Portugis dari Pelabuhan Perdagangan Sunda Kelapa. Dan Fatahilah lah yang memberi nama kota Jakarta. ”Jadi Jakarta itu bermakna sejarah kemenangan Islam,” tegas Dailami.(dia)