JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Tim advokasi cagub-cawagub DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menyesalkan terkait maraknya politik uang berkedok pembagian sembako oleh Timses petahana Ahok-Djarot.
Pasalnya, aksi tersebut justru kian masif dilakukan pasukan kotak-kotak di hari pertama masa tenang kampanye. Bahkan, pembagian sembako tersebut dilakukan sejak sepekan terakhir dan sangat masif merata diseluruh wilayah DKI.
"Sembako dibagikan di Jakarta dan kami lihat wilayah penyebarannya sangat masif dan terang-terangan di seluruh wilayah Jakarta," kata Wakil Ketua Tim Advokasi Anies-Sandi, Yupen Hadi dalam konferensi pers di Posko Pemenangan Anies-Sandi di Jalan Cicurug, Menteng, Jakarta Barat, Minggu (16/4/2017) malam.
Yupen mengatakan, pembagian sembako dilakukan dengan dua cara. Pertama melalui kupon Rp 5000 yang ditukar dengan beras, gula, minyak goreng dan mie instan. Sedangkan cara kedua adalah dengan pembagian gratis di setiap titik di Jakarta.
Yupen menambahkan, pembagian sembako tersebut, Minggu (16/4/2017) siang tadi, juga telah dilaporkan ke Bawaslu DKI.
Dijelaskan dia, aksi bagi-bagi sembaki untuk mempengaruhi calon pemilih itu terjadi merata di lima wilayah DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu.
Wilayah tersebut antara lain, Cilincing dan Jatibaru di Jakarta Utara. Lalu di Jakarta Timur ada di wilayah Kampung Melayu, Klender, Rawamangun, dan Cimanggis. Di Jakarta Barat berada Cengkareng. Lalu di Kwitang, Jakarta Pusat. Serta Kebayoran Lama Selatan untuk wilayah Jakarta Selatan.
"Semua sudah kami laporkan secara resmi ke Bawaslu. Artinya sekarang yang kami laporkan sedang di follow-up," ujar Yupen.
Yupen berharap, laporan tersebut ditindak lanjuti secara serius. Mengingat hal itu termasuk bagian dari money politik. Terlebih dilakukan di masa tenang.
Tim advokasi, kata dia, juga menyoroti rumah anggota DPR RI di Kalibata IV-323 yang digunakan sebagai gudang penyimpanan logistik dari pembagian sembako tersebut.
"Ini sungguh sangat menggelikan. Seorang politisi Senayan menggunakan (rumah dinas) fasilitas negara," semprot Yupen. (icl)