Opini
Oleh Asyari Usman (Mantan Wartawan BBC) pada hari Rabu, 26 Apr 2017 - 19:27:13 WIB
Bagikan Berita ini :

Ada Karangan Bunga, Ada Bunga Karang

97IMG_20170201_194417.jpg
Asyari Usman (Mantan Wartawan BBC) (Sumber foto : Istimewa )

Karangan bunga adalah ekspresi dari berbagai perasaan, termasuk perasaan senang, perasaan duka, perasaan terimakasih, perasaan kagum, rasa cinta, dlsb. Puluhan karangan bunga yang dipajang di Balai Kota DKI dan sekitarnya dalam beberapa hari ini, sangatlah wajar. Sebab, kemenangan Anies di pilkada DKI menyebabkan pendukung Ahok dilanda macam-macam perasaan.

Itulah yang mereka ungkapkan melalui karangan bunga. Dan, sekali lagi, itulah fungsi karangan bunga. Normal-normal saja bagi kalangan yang memang terbiasa meng-emojikan (meng-emotikonkan) perasaan mereka dalam bentuk karangan bunga.

Di lain pihak, pendukung Anies kelihatannya memahami cara bereaksi terhadap suatu peristiwa. Kemenangan tidak perlu disambut dengan pesta-gembira, dan tidak perlu buang-buang waktu dan dana untuk memesan karangan bunga. Kediaman Anies tidak perlu dimeriahkan dengan karangan bunga. Ada yang lebih penting lagi dari sekadar berekspresi melalui karangan bunga.

Kembali ke karangan bunga untuk Ahok. Diantara yang dipajang itu, ada yang bertuliskan, “You are the best” (Andalah yang terbaik). Begitulah ekspresi dari penggemar Pak Ahok atas “kehebatan” beliau di mata pengagum tsb. Cukup banyak karangan bunga yang mirip seperti ini.

Tidak ada yang salah. Banyak orang yang terbiasa menyatakan perasaan dalam bentuk karangan bunga.

Tetapi, benar juga bahwa “penilaian” akan selalu relatif. Drama Pak Ahok membuktikan kerelativan itu. Rakyat Jakarta, melalui pilkada, mengatakan bahwa kehebatan Sang Gubernur di mata pendukung beliau ternyata tidak terlihat di mata mayoritas pemilih.

Di sini, kita perlu menegun sejenak, sambil bertanya: apakah karangan bunga yang merujuk pada kehebatan Pak Ahok itu, tidak tepat?

Bukan tidak tepat. Cuma, bagi warga Jakarta yang memilih Anies, karangan bunga yang menyatakan kekaguman pada Ahok itu, dianggap sebagai “bunga karang”. Jadi, di kalangan warga Jakarta saat ini ada “karangan bunga” dan ada “bunga karang”.

Sesuai definisi Wiktionary, salah satu pengertian “bunga karang” adalah “noda berupa bubuk garam putih pada permukaan bata pada waktu mengering”.

Kalau para pemilih Anies menganggap “karangan bunga” untuk Ahok sebagai “bunga karang” dengan definisi di atas, tentulah perbedaan persepsi antara keduanya sangat kontras. Bagaikai siang dan malam.

Yang satu melihat sebagai “kehebatan”, yang lainnya melihat sebagai “noda”.(*)

(Artikel ini merupakan opini pribadi penulis, tidak ada kaitannya dengan BBC).

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...