JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Umum Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) Djoko H Komara mengingatkan masyarakat agar hati-hati dengan tawaran investasi skema ponzi atau piramida. Pasalnya, tawaran ini adalah modus penipuan berkedok investasi.

"Skema ponzi dan skema piramida yakni modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya," papar Djoko dalam seminar bertajuk 'Katakan Tidak Pada Investasi Ilegal' di Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Djoko menguraikan ciri-ciri penipuan dengan berkedok investasi itu adalah peserta yang telah menanamkan uangnya diminta mencari anggota baru dan akan menerima komisi dengan menerapkan skema ponzi atau skema piramida tersebut.

“Bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau perusahaan,” jelas Djoko.

Ciri lain dari skema ponzi dan skema piramida, menurut Djoko, mereka lebih mengutamakan perekrutan anggota baru. Selanjutnya anggota lama disubsidi oleh anggota baru hingga akhirnya sampai kelevel paling bawah dimana anggotanya akan mengalami kesulitan dan akhirnya sistem ini menjadi collapse atau berhenti.

Praktek investasi ilegal dengan modifikasi tertentu itulah, menurut Djoko yang terbanyak adalah dengan skema piramida dan skema ponzi berupa Member Get Member sebagai syarat mendapatkan komisi atau fee.

Ditambahkan, dalam praktek investasi ilegal sejatinya tidak ada transaksi real yang terjadi. “Namun hanya berupa gali lubang tutup lubang,” jelas Djoko.

Investasi illegal dengan skema ponzi dan piramida, menurut dia, menarik investor dengan cara bujuk rayu dan janji-janji keuntungan yang besar. Namun janji tersebut tak pernah terwujud.(dia)