JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Nuhayati Ali Assegaf mengapresiasi home industri cokelat yang diproduksi masyarakat di Makassar, Sulawesi Selatan dari hasil kebunnya sendiri. Ia menilai rumah produksi cokelat itu merupakan inovasi kreatif masyararat dalam meningkatkan kompetisi di era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).
“Meskipun pembuatan cokelatnya masih manual, tapi ini merupakan inovasif kreativitas masyarakat dalam meningkatkan kompetisi global. Mereka itu memproduksi coklat rasa Geen Tea yang biasa kita beli di luar negeri, ini kreatif sekali,” kata Nurhayati saat kunjungan kerja Panja Kerja Sama Ekonomi Regional BKSAP di Makassar, Rabu (26/4/2017).
Untuk itu, politisi partai Demokrat itu berharap adanya peran pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi masyarakat Makassar ini, baik berupa modal maupun keahlian. “Perlu peran Pemda untuk meningkatkan kualitas dan kuanititas produksi agar bisa berkompetitif. Sehingga produksinya banyak dan semua orang bisa menikmati cokelat asli Makassar ini,” ujarnya.
Sebab, lanjutnya jika home industry cokelat ini berjalan dengan baik, akan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. “Saya harap ini bisa dikembangkan, karena dampaknya juga baik, bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar atau bahkan bisa dibuat jadi kampung cokelat. Jika ini berkembang saya yakin Makassar bisa menjadi contoh,” harapnya.
Selain itu, yang dibutuhkan selain modal, juga pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah dalam memasarkan produksi cokelat itu. “Pemda membina seperti pemasaran lewat online atau pendampingan. Makanya harapan kita tidak hanya mampu memproduksi tetapi bisa juga mengakses pasar dan finansial kebutuhan modal kerja,” pungkasnya.
Ikut serta dalam Kunjungan Kerja ini, anggota BKSAP Syafullah Tamliha (F-PPP), Yoseph Umar Hadi (F-PDIP), Dave Akbarshah (F-Golkar), Mahfudz Sidik (F-PKS), Melani Leimena (F-Demokrat) dan Rachel Maryam (F-Gerindra).(dia)