BOGOR (TEROPONGSENAYAN)-Menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) tak mengubah sikap dan gaya Bahlil Lahadalia. Pria Fak-Fak, Papua ini tetap rendah hati.
"Saya bukan siapa-siapa. Ayah saya buruh bagunan dan mamak saya pencuci pakaian dari rumah ke rumah," ujar Bahlil Lahadalia saat berbincang khusus dengan TeropongSenayan usai terpilih menjadi Ketua Umum Hipmi.
Bagi Bahlil, Hipmi telah memberikan jalan dan menempa sehingga menjadi pengusaha yang tahan banting. Etos kerja sebagai pebisnis dan cara menangkap peluang bisnis dia dapatkan di Hipmi.
"Hipmi tidak memberi saya uang. Tapi memberi saya jaringan atau net working dan bagaimana cara menangkap sebuah peluang. Kalau saya tidak di Hipmi maka tidak ada yang mengenal saya," ujar Bahlil.
Bahlil bergabung dalam Hipmi saat masih menjalankan bisnis sebagai kontraktor di Jayapura. Sejak saat itu, selain mengendalikan bisnis dia tenggelam dalam Hipmi. Setelah menjadi Ketua BPD Papua, Bahlil masuk dalam pengurus BPP Himpi.
Bertarung memperebutkan kursi Ketum Hipmi, bagi Bahlil adalah cara membalas berbagai hal yang telah dia dapatkan dalam organisasi ini. Sebab selama ini dia mengaku telah mendapat banyak hal dari Hipmi.
"Apa yang saya peroleh dari Hipmi jauh lebih besar dibanding apa yang telah saya berikan," ujar Bahlil yang sejak kecil berjualan kue keliling ini. Kini dia berjanji akan memberikan segala kemampuannya saat memimpin Hipmi.
Meski demikian, bagi Bahlil, ayah dan mamaknya adalah inspirasi dan panutan dalam menjalankan bisnis. "Ayah dan mamak saya bekerja keras tanpa mengeluh untuk menghidupi delapan orang anaknya," ujar dia.(ris)