Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Sabtu, 27 Mei 2017 - 11:38:10 WIB
Bagikan Berita ini :

Destruksi Nation Building

9IMG_20170414_195606.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

Seseorang memaki Lieus Sungkharisma. Dia tulis "Monyet lagi bawa obor kerusuhan". Tercatat tanggal 24 Mei 2017, Lieus ikut pawai obor sambut bulan puasa.

Foto Lieus sedang pegang obor jadi objek vandalisme tulisan. Pelakunya diketahui bernama Lukas. Anggota ormas PSMTI. Ada nama-nama beken dalam ormas ini. Antara lain, The Nin King, Prajogo Pangestu, Didi Dawis dan Teddy Jusuf.

Caci-maki macam begini masuk kategori Profanity. Sebuah behavior ofensif bagi polite society. Tulisan Lukas yang mengidentifikasi Lieus sebagai "monyet" bersifat kasar, agresif, vulgar, distasteful. Bisa kena Pasal 310 dan 311 KUHP. Semalam, tanggal 26 Mei, Lieus melaporkan Lukas ke Mapolda Metro Jaya.

Profanity menggunakan nama binatang jadi tradisi low class Dutch colonizer. Modern American slang punya kata "Assmonkey" sebagai pengganti kata idiot. Belanda gunakan kata "Aap" (literally berarti kera, monyet, "ape" atau "monkey") sebagai ethnic slur. Mereka menyebut orang-orang Afrika, Maroko dan Turki dengan kata "Aap" itu.

Selain monyet, sebagai animal-lover, Belanda punya kata "varkensneuker".
Varken artinya babi atau "pig". Neuker berasal dari kata "neuken" yang berarti "fucker". Jadi literally, varkensneuker berarti "a pig fucker". Kasar sekali. Barbarian.

Kebiasaan mencaci-maki (seperti si Lukas) merupakan penyakit mental. Dunia medis menyebut "Coprolalia", involuntary swearing or the involuntary utterance of obscene words or socially inappropriate and derogatory remarks.

Masalah kedua dalam remarks biadab Lukas itu adalah istilah "obor kerusuhan".

Lieus berkata, "Nah, masakan sekarang umat Islam melakukan Pawai Obor untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dibilang sebagai obor kerusuhan? Ini orang kalau tidak tolol, pastilah sengaja memang ingin memancing keributan."

Anasir abusive macam Lukas ini merusak proses Nation Building. Paul James menyebutnya "nation formation", the broad process through which nations come into being.

Banyak negara dirusak tribalisme; rivalry between ethnic groups within the nation. Antagonisme rasial berakibat pada disintegrasi bangsa. Misalnya, pemisahan diri Biafra dari Nigeria di tahun 1970. Tribesmen di Ogaden masih berusaha memerdekakan diri di Somalia. Mismanagemen Inggris memicu perpecahan Pakistan dan India. Genosida di Rwanda dan Sudan disebabkan disharmoni dan rapuhnya kohesi etnik, agama dan ras.

Di Indonesia, minoritas mestinya tau diri. Jangan sok jago. Hargai mayoritas. Karena, seperti kata Harris Mylonas, "Legitimate authority in modern national states is connected to popular rule, to majorities. Nation-building is the process through which these majorities are constructed."

Proses nation building Indonesia ngga bisa dilepaskan dari role mayoritas. Pribumi dan Islam membentuk gambaran dominan tentang Indonesia.

Menyebut Pawai Obor sebagai "obor kerusuhan" adalah tindakan kriminal. Perusak harmoni dan pemicu disintegrasi bangsa. Sinyalemen dari orang gila. Mesti ditindak tegas.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...