Opini
Oleh Djoko Edhi Abdurrahman (Wakil Sekretaris Pemimpin Pusat Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum, PBNU, dan mantan Anggota Komisi Hukum DPR) pada hari Sabtu, 24 Jun 2017 - 15:40:37 WIB
Bagikan Berita ini :

Hari Raya, Takbir Dilarang Iwan Bule

50SAVE_20160822_125409.jpg
Djoko Edhi Abdurrahman (Wakil Sekretaris Pemimpin Pusat Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum, PBNU, dan mantan Anggota Komisi Hukum DPR) (Sumber foto : Istimewa )

Hari raya Idul Fitri disebut hari raya Takbir. Yaitu mengumandang kan Allahu Akbar. Ini adalah kalimat paling sakti dalam Islam.

Kalimat Allahu Akbar masuk ke dalam struktur ubudiyah. Antara lain sholat, tiap gerakannya menyebut Allahu Akbar.

Tak ada kalimat ini dalam Al Qur-an. Pertama kali digunakan oleh Bilal sebagai kumamdang utk menyeru sholat berjamaah yang disebut adzan.

Di Masjid Nabawi Madinah, tulisan Allahu Akbar hanya di satu tempat, yaitu di neon sign di atas raudhoh (makam Rasulullah). Harus antre memasuki raudhoh. Untuk wanita adalah malam hari.

Saya juga tak menemukan kalimat Allahu Akbar di Masjidil Haram. Maksud saya sebagai simbol semiotika semantik pada arsitektur. Tuhan menurut Derrida, tak ada pada realitas. Jadi, simbol-simbol itu harus didekonstruksi utk sampai ke hiper realitas di mana tuhan bersemayam. Allahu Akbar adalah hiper realitas. Baru ditemukan pesan aslinya setelah didekonstruksi dengan semiotika semantik. Tak sampai Surassure dan Little John ke sana. Hanya Derrida.

Takbir adalah simbol semiotika. Tapi tuhan baru ditemukan setelah dekonstruksi semantik. Simbol-simbol komunikasi tentang Takbir pada Surrassure dan Little John harus didekon lebih dulu. Simbol dalam Surassure dan Jhon, mendiskripsikan realitas. Karenanya simbol-simbol itu harus dihancurkan, kata Derrida, maka muncul banyak pesan di situ. Pesan-pesan ini, adalah hiper realitas. Takbir adalah simbol itu, tapi Allahu Akbar bermukim di hiper realitasnya.

Di surat An Nur, kata cahaya di atas cahaya adalah hiper realitas. Hanya ilmu tasawwuf yang mampu masuk ke sana: penciptaan Mim!

Allahu Akbar adalah seruan Mim pada saat akhir di tingkat cahaya di atas cahaya.

Kalimat Allahu Akbar digunakan oleh Pasdaram, pasukan berani mati Iran. Waktu demo 20 Mei 1998, Soeharto lengser ketika para demonstran menyeru Allahu Akbar. Ngeri.

Tapi hari ini, takbir dilarang Iwan Bule. Ini pertama kalinya larangan takbir sejak Indonesia merdeka! Iwan Bule menantang kesaktian Allahu Akbar dengan pepatah petitih sejumlah reason ala Iwan Bule.

Mestinya Bani Allahu Akbar melawan dong. Agar sikon... Ngeri.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...