JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Publik sontak kaget saat mendengar ada peristiwa pembacokan terhadap seorang pakar telematika ITB Hermansyah pada Minggu kemarin. Hermansyah sebelumnya dikenal karena pernyataannya yang kontroversi bahwa chat mesum Habib Rizieq dan Firza Husein sama sekali hasil rekayasa.
Akibat pembacokaon itu, Hermansyah alami luka parah di bagian leher dan sekarang sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Hermina, Depok, Jawa Barat. Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah pun ikut bereaksi atas kejadian itu melalui akun twitternya @Fahrihamzah.
Dia juga meminta agar Presiden Joko Widodo pulang dari lawatannya ke luar negeri untuk mengatasi kasus Hermansyah. Berikut kicauan Fahri Hamzah yang dirangkum dari lembaga kurasi Chirpstory:
Bapak presiden,
Ada yang terluka lagi,
Seorang anak muda,
Bersekolah tinggi ahli luar biasa...
Tubuhnya tersayat...
Ia dikenal,
Karena menggunakan ilmunya untuk meragukan kerja aparat negara...
Sikap kritisnya mengubah pandangan mata...
Karena di negeri kita,
Aparat bekerja sering tanpa hati.
Aparat bekerja minta dipuji.
Aparat bekerja untuk diri sendiri.
Dan aparat penegak hukum bekerja tanpa alat bukti...
Dan aparat hukum bekerja bukan mencari kebenaran sejati.
Dan aparat penegak hukum bekerja tanpa alat bukti...
Dan aparat hukum bekerja bukan mencari kebenaran sejati.
Bapak presiden,
Sebelumnya ada banyak yang diserang...
Penyidik dan juga polisi...
Ada yg dibunuh dalam tragedi...
Bisakah kita menjawab apakah yang terjadi? Sebab satu perkara tak tertangani sama saja dengan restu terulang kembali..
Dan terlalu banyak yang tak tertangani...
Keadilan seperti diundurkan..
Seperti keadilan diabaikan...
Justice delayed.. justice denied...
Aparat penegak hukum kita menganggap kerja menegakkan hukum seperti kejar tayang kantor berita...
Panggung penegakan hukum kita berisi cerita bukan fakta..peradilan kita berisi fiksi bukan alat bukti...
Bapak presiden,
Mengertikan bapak yang yang saya katakan? Ini tentang pondasi kesadaran publik pak, Tentang apa yg membuat kita bertahan..
Jika hukum tak lagi dapat diandalkan.. dan keadilan seperi menjadi urusan masing2 maka sebenarnya kita sudah tidak bersama..
Bapak merasa semua bisa dibereskan..
Dengan sekali angkat telepon atau memanggil pejabat Bersangkutan..
Tetapi bagaimana dengan hermansyah?
Bagaimana dengan novel baswedan?
Bagaimana dengan korban yang diabaikan?
Pulangkah bapak presiden,
Di sini banyak kerjaan...
Di sini banyak yang harus dibereskan...
Dan hukum adalah bab pendahuluan...
Jika bapak gagal menegakkan hukum..bukan saja tidak ada orang datang Berdagang.. Tapi kita menyiapkan perang..
Entah dengan siapa...
Tetapi perang terjadi karena jalan hukum makin tidak terang...di sepanjang jalan banyak preman ..
Benahilah hukum ini,
Wahai bapak presiden,
Tegakkanlah keadilan..
Meski besok langit runtuh..
Fiat justitia ruat caelum.
(aim)