Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Minggu, 23 Jul 2017 - 13:28:18 WIB
Bagikan Berita ini :

Menumbangkan Petahana

36IMG_20170414_195606.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

Menumbangkan incumbent is possible. Ini adalah perang politik asimetrik. Duel antara David and Goliath. Sejarah, dari Sun Tzu sampai Mao Zedong, membuktikan yang besar belum tentu menang. Kuncinya "hard work" dan "having a plan". Strateginya guerrilla and unrestricted warfare.

Di mana-mana, incumbents punya segudang advantages: popularitas, patronase, taipan, network, media, penjilat, loyalis, aparatus intel, mesin politik dan sebagainya.

Political landscape, di semua negeri, dipenuhi politikus penipu. They tried to be something they were not. Bagusnya, tidak mungkin to engineer political imagery on a long term basis. Pencitraan akan tersingkap. Pura-pura sederhana tapi busuk. Belaga merakyat, tapi memperlakukan rakyat bagai sekumpulan unggas.

Semua challenger mesti memperhatikan "General Mood" dari rakyat. Deadly kombinasi bila rakyat merasa incumbent "off the track" dan ngga peduli dengan nasib rakyat.

Karena itu, ada empat hal yang harus dilakukan challenger. Start early, define your opponent, draw a contrast, dan define the agenda.

Jangan lakukan kesalahan yaitu baru kampanye di musim pemilu. Don't make this "traditional" mistake. Bagi para challenger, slogannya mesti "Never Too Early to Start Campaign". Segera aktif, datang ke berbagai pertemuan, building your organization, tentukan bendara dan ketua timses (campaign manager).

Challenger must start as early as possible. Susun track record negatif incumbent. Potret dan bingkai siapa dia. Lakukan ini sebelum incumbents define themselves. Bikin mereka berada dalam posisi defensif. Jangan pernah ikut menari dalam irama yang ditabuh incumbents. Jangan biarkan dia membentuk opini dan mengolah momentum.

Hanya ada satu alasan rakyat mengganti presiden i.e. rakyat merasa ada seseorang yang lebi baik dari penguasa sekarang. Set the agenda, paksa incumbent bicara soal isu-isu where the incumbent is weak.

Para challenger mesti menyampaikan who you are, why you are running, what you see as the important issue, why people should vote for you. Katakan itu dalam setiap pidato. Jangan pake text. Stump speech. Memorized without notes.

Pesan-pesan itu mesti konsisten, klir dan understandable. Voters hate "wafflers". Jangan pernah mengirim mixed messages to the voters.

Terakhir, mesti ada garis tegas. Antara challenger dan incumbent. Show the voters that there is a clear distinction between you and your opponent on issue you define.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...