Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Rabu, 26 Jul 2017 - 16:15:51 WIB
Bagikan Berita ini :

Gerindra Nilai RAPBN-P 2017 Terlalu Gegabah

81nizar-zahro.jpg
Nizar Zahro (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Partai Gerindra menyatakan, pemerintah terlalu gegabah dalam menyusunRancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017.

Dalam RAPBN-P 2017 pemerintah mengajukan belanja negara sebesar Rp 2.111,4 triliun. Namun pemerintah sendiri tidak yakin, sehingga mengajukan outlook RAPBNP 2017 sebesar Rp 2.077,0 triliun.

"Seharusnya pemerintah mengajukan rencana belanja negara dalam APBN ataupun RAPBNP sesuai dengan keyakinannya," kata politikus Partai Gerindra Nizar Zahrodalam ketarangannya, Rabu (26/7/2017).

Selain itu, Nizar juga menilai, pemerintah gagal mencapai pertumbuhan ekonomi dengan rata-rata 7% untuk periode 2014-2019, sebagaimanaRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan janji kampanye Presiden Jokowi.

"Pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 4,9%, tahun 2016 sebesar 5,02% dan Triwulan I tahun 2017 sebesar 5,01% adalah pertumbuhan yang tanggung.Strategi pembangunan ekonomi pemerintah yang fokus pada peningkatan produksi dengan mengabaikan peningkatan daya beli rakyat telah membuat rakyat makin menderita dan sekaligus melanggar prinsip perekonomian berdasarkan azas kekeluargaan yang diamanatkan oleh Pasal 33 ayat 1 UUD 1945," terang Nizar.

Ia melanjutkan, Keinginan pemerintah menaikkan target pertumbuhan ekonomi tahun anggaran (TA) 2017 sebesar 5,2% tidak dapat diterima, karena pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2017 hanya sebesar 5,01%.

Selain itu, urai Nizar, ketidakpastian regulasi membuat Indonesia tidak kondusif bagi investasi, dan daya beli rakyat yang lemah menghambat kenaikan konsumsi rumah tangga walaupun ada kenaikan ekspor dan impor 5 bulan pertama tahun 2017.

"Walaupun PDB tahun 2017 dapat menembus USD 1.015 milyar, namun kenaikan tersebut hanya dinikmati oleh kelompok 1% dari penduduk," kata Ketua Umum SATRIA ini.

Tak hanya itu, anggota Komisi IV DPR RI ini juga menyebut, pemerintah gagal melakukan repatriasi modal sebesar Rp 1.000 triliun atau USD 75 miliar dalam program Tax Amnesty yang berakhir pada 31 Maret 2017, sehingga rencana memperkuat tabungan nasional sekaligus cadangan devisa nasional mengalami kegagalan.(yn)

tag: #apbn-2017  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

MK Jamin Tak Ada Deadlock saat Pengambilan Keputusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) menjamin tidak akan ada deadlock dalam pengambilan putusan sengketa Pilpres 2024. Saat ini, Hakim Konstitusi masih melaksanakan rapat ...
Berita

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Penyumbang Dividen Terbesar

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik ...