JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mengalami kerugian hingga triliunan. Vice President Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Hengki Heriandono pun angkat bicara.
Menurut Hengki, ada sejumlah indikasi yang menyebabkan perusahaannya mengalami kerugian di semester I tahun 2017 ini.
"Penyebab kerugian antara lain karena kenaikan bahan bakar dan dampak keikutsertaan Garuda dalam program Tax Amnesty," kata Hengki saat dihubungi TeropongSenayan, Kamis (14/09/2017).
Mengakui adanya kerugian tersebut, Hengki berjanji pihaknya akan menjelaskan kepada Komisi VI DPR sebagai mitra kerjanya, jika dipanggil.
"Garuda siap memenuhi undangan Komisi VI karena memang merupakan salah satu tugas Komisi VI mengawasi BUMN," ujar Hengki.
Ia mengungkapkan, manajemen Garuda telah menyiapkan penjelasannya jika nanti diminta oleh Komisi VI DPR.
"Tentunya sesuai permintaan dari Komisi VI, biasanya terkait kinerja Keuangan dan operasional Garuda. Penyebab kerugian dan strategi jangka pendek dan menengah untuk mencapai profit. Dan rencana kedepan Garuda," jawab Hengki.
Diketahui, maskapai BUMN yakni PT Garuda Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp 3,66 Triliun pada semester I tahun 2017 ini.
Sejumlah anggota Komisi VI DPR pun bereaksi atas kerugian yang dialami maskapai pelat merah. Komisi yang mengawasi perusahaan BUMN itu berencana memanggil manajemen PT Garuda guna dimintai penjelasannya soal kerugian tersebut.(yn)