Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Rabu, 04 Okt 2017 - 16:02:49 WIB
Bagikan Berita ini :
Rupiah Tembus Rp13.500

Gerindra: RAPBN 2018 Bisa Dirombak Total

13rupiah.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi XI DPR RI Wilgo Zainar mengingatkan, postur anggaran yang ada dalam RAPBN 2018 bisa dirombak kembali jika nilai tukar Rupiah terus mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika Serikat.

Demikian disampaikan Wilgo saat menanggapi melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang tembus diangka Rp 13.500 per Dollar AS.

"Jangan sampai 13.500-13.600 kemudian nyampe 14.000 ya kita harus koreksi semua postur APBN. Mudah-mudahan fluktuasi ini sifatnya temporary," ujar Politikus Gerindra itu di Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (04/10/2017).

Menurutnya, Bila nilai tukar rupiah benar-benar menembus Rp 14.000 per dollar AS tentu DPR akan mengevaluasi RAPBN 2018.

Namun, sambungnya, jika rupiah masih aman di angka Rp 13.500 maka postur APBN hari ini akan masih tetap berlaku.

"Pasti akan dievaluasi. Karena kita masih 13.400, walaupun sebagian 13.500 tapi masih postur itu berlaku. Tapi kalau 14.000 tentu semua postur harus kita evaluasi kembali. Karena bagaimanapun juga kita masih impor," tandasnya.

Namun demikian, Wilgo menilai, melemahnya nilai tukar rupiah di angka Rp 13.500 per dollar AS bisa juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.

Pertama, yakni karena ada indikasi the Fed Fund Rate akan dinaikkan. Kedua, ekonomi Amerika Serikat yang membaik dengan kebijakan American First. Ketiga, faktor geopolitik antara AS dan Korea Utara yang cukup memanas.

"Di faktor internal, pertanyaannya apakah memang rupiah kita ini sangat rentan. Apakah dengan melemahnya rupiah menguntungkan kita untuk ekspor? Karena sebagian besar kita bergantung pada impor. Kalau kita bergantung pada impor berarti neraca pendapatan kita defisit. Ini dampaknya ke penerimaan," ujarnya.

Karenanya, Wilgo menyarankan agar pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia (BI) harus berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah. "Jika tidak, maka akan berdampak pada postur APBN 2018," tandasnya.

Untuk itu, ia mengingatkan pemerintah bahwa melemahnya nilai tukar rupiah bukan hanya dipengaruhi faktor eksternal.

"Iya internal jadi evaluasi juga. Bukan karena eksternal lalu kita diam diri enggak berbuat apa-apa. Walaupun beberapa negara juga ada koreksi terhadap mata uangnya," kata Wilgo.

Menurut dia, terkait faktor internal pemerintah juga harus mengatur schedule pembayaran hutang luar negeri yang jatuh tempo pada akhir tahun yang nilainya cukup signifikan.

"Ini pemerintah harus atur supaya ketika jatuh tempo kita enggak kembali mengalami tekanan," tambahnya.

Sementara, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah, yang sempat menembus level Rp13.500 per dolar AS, banyak dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan sifatnya sementara.

"Kemarin pelemahan Rp13.542 per dolar AS dalam banyak hal itu karena negara-negara di dunia secara umum mengalami mata uang yang melemah terhadap dolar AS," ujar Agus saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI membahas postur sementara RAPBN 2018 di Jakarta, Rabu, (4/9).

Agus menuturkan penguatan dolar AS terjadi seiring dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sudah menyampaikan lebih jauh rencana reformasi pajak di Negeri Paman Sam tersebut dan kemungkinan besar mendapatkan dukungan dari parlemen.

"The Fed juga menegaskan, kemungkinan peningkatan Fed Fund Rate di Desember semakin kuat, sebelumnya pesannya tidak terlalu kuat," kata Agus.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (3/9) lalu berada pada Rp13.542 per dolar AS, namun pada Rabu pagi menguat 89 poin menjadi Rp13.453 per dolar AS.

Terkait dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam RAPBN 2018 di level Rp13.400, Agus sendiri meyakini asumsi tersebut masih sejalan dengan kisaran nilai tukar rupiah yang disampaikan BI.

"Kita memahami nilai tukar Rp13.400, walau saat ini Rupiah ada di Rp13.542, kami melihat ini sebagai suatu kondisi pengaruh eksternal dan sifatnya temporary," ujar Agus. (icl)

tag: #rupiah  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Tak Terjadi Manipulasi

Oleh Sahlan Ake
pada hari Senin, 06 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berharap pilkada 2024 berjalan objektif. Hal itu diutarakan Cak Imin dalam acara "Pembekalan Bacakada" di Vasa Hotel ...
Berita

Kolaborasi GPMB dan Amway Memberikan Edukasi Kesehatan untuk Generasi Muda dan Kalangan Pendidik

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)– Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB), organisasi sosial mitra Perpustakaan Nasional RI, berkolaborasi dengan Amway dan Amway Care Foundation, menyelenggarakan ...