JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Partai Golkar dinilai tengah dalam sorotan tajam dan negatif oleh masyarakat. Bahkan terungkap sebagian masyarakat merasa muak dengan ulah dan kinerja Ketua Umum DPP Partai Golkar yang saat ini meringkuk dalam tahanan KPK.
Demikian diungkapkan Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Tengah Wisnu Suhardono. Wisnu menyebut kekecewaan sebagian masyarakat itu merupakan kondisi riil dan obyektif yang dialami Partai Golkar saat ini
"Kondisi objektif Golkar saat ini, ada publik sudah muak terhadap kinerja Setya Novanto," kata Wisnu.
Wisnu menyampaikan hal itu dalam diskusi yang digelar di sekretariat PPK Kosgoro 1957, Jalan Hang Lekiu, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (22/11/2017). Hadir juga Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, Ketua GMPG Ahmad Doli Kurnia, Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono, dan pengamat politik Ray Rangkuti.
Wisnu mengungkapkan, Partai Golkar saat ini mengalami tingkat penurunan kepercayaan masyarakat. Dia mengatakan penyebabnya adalah ada sebagian tokoh yang masih menggantungkan hidupnya kepada partai.
"Mungkin salah satu penyebabnya, tokoh-tokoh di Golkar sebagian hidupnya dari partai. Ini yang jadi permasalahan, yang jadi permasalahan atas bagian dari mereka ini, hidup dari partai," tutur Wisnu yang mengelola sejumlah perusahaan ini.
Menurut dia, jika Partai Golkar diisi oleh orang-orang yang hanya hidup dari partai, akan ditinggalkan oleh masyarakat. Sebab, situasi seperti itu rentan untuk menimbulkan terjadinya politik uang.
"Denganmoney politics, ini di dalam era milenium ini karena hidupnya dari partai karena bermain dalam parpol sehingga mengambil kebijakan dan keputusan tidak bisa objektif proporsional, apalagi profesional," ujar Wisnu.
Karena itu, dia berharap Golkar dapat mempunyai pemimpin baru yang loyal dan tidak hanya hidup dari partai. Pemimpin yang seperti itu, menurut Wisnu, akan meningkatkan kembali kepercayaan rakyat kepada Golkar.
"Ke depan, (perlu) ada pemimpin yang tidak hidup dari partai, tapi menjiwai dan loyal kepada partai untuk menghindarimoney politics," tegas dia.
Seperti diketahui, nasib Setya Novanto sebagai Ketum Golkar tersandera oleh kasus korupsi e-KTP yang membuatnya menjadi tersangka. Partai Golkar memilih memutuskan akan menggantinya bila dia kalah dalam praperadilan melawan KPK.(dia/dbs)