Bisnis
Oleh M Anwar pada hari Sabtu, 09 Des 2017 - 16:41:02 WIB
Bagikan Berita ini :

Tentang Kelangkaan Gas Elpiji, Begini Menurut YLKI

8520171209_163358.jpg
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi (Sumber foto : Istimewa )

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi angkat bicara tentang kelangkaan gas LPG. Menurut Tulus pemicu pertama kelangkaan gas LPG 3 kg adalah adanya disparitas harga yang tidak seimbang antara gas LPG 3 kg dengan gas LPG 12 kg. Akibatnya, banyak pengguna gas LPG 12 kg berpindah menjadi pengguna gas LPG 3 kg.

"Selain murah, banyak konsumen 12 kg yang berpindah ke 3 kg karena dianggap praktis, mudah dibawa. Konsumen kaya pun tak malu-malu menggunakan gas LPG 3 kg karena alasan ini," kata Tulus melalui keterangan resminya, Jumat (8/12/2017).

Penyebab kedua, adanya inkonsistensi pola distribusi oleh pemerintah. Tulus mengatakan pola distribusi gas LPG 3 kg bersifat tertutup menjadi distribusi terbuka/bebas, sehingga siapa pun bisa membelinya.

"Kondisi ini makin parah apabila terjadi penyimpangan atau pengoplosan oleh distributor dan atau agen nakal. Mereka mengoplos demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar," imbuhnya.

Dari sisi kebijakan subsidi, kelangkaan ini juga dipicu oleh sinyal bahwa pemerintah akan mencabut subsidi gas LPG 3 kg. Hal ini diawali dengan pemangkasan slot kuota gas LPG 3 kg yang semula sebanyak 6,5 metrik ton dipangkas menjadi 6,1 metrik ton.

Dia pun mengimbau agar pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap potensi penyimpangan distribusi. Bahkan, pemerintah juga harus memberikan sanksi tegas bagi oknum distributor yang terbukti melakukan malpraktek distribusi dan melakukan pengoplosan.

"Kepolisian harus lebih bergigi untuk melakukan law enforcemen. PT Pertamina juga harus tegas untuk memutus kerjasama dengan distributor nakal. Tanpa hal itu maka penyimpangan distribusi dan pelanggaran hak-hak konsumen menengah akan semakin besar. Mendapatkan gas elpiji dengan harga terjangkau adalah hak konsumen yang harus dijamin keberadaannya," pungkas Tulus.

Seperti diketahui, Pertamina, bersama Pemda dan Hiswana Migas, melakukan upaya pengamanan ketersediaan LPG 3 Kg bersubsidi pada periode awal Desember 2017. Upaya tesebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan LPG 3 Kg bersubsidi di masyarakat dengan melakukan pemeriksaan lapangan, operasi pasar, dan penambahan pasokan di sejumlah titik yang diduga terjadi kelangkaan pada periode awal Desember 2017. Menjawab kondisi tersebut, Pertamina memastikan bahwa ketahanan stok nasional LPG berada pada kondisi aman yaitu 18,9 hari di atas stok minimal 11 hari.

Sebelumnya, pada masa libur panjang akhir pekan di awal Desember 2017, telah terjadi peningkatan kebutuhan LPG 3 Kg bersubsidi di wilayah Depok, Bogor, dan sebagian Jakarta. Namun dari pantauan beberapa lokasi operasi pasar sejak Senin (4/12/2017), ada beberapa titik yang ternyata sepi peminat. Salah satunya adalah operasi pasar yang digelar di Paledang, Bogor pada Kamis (7/12/2017) yang menunjukkan bahwa wilayah tersebut sudah tercukupi.

Tingginya permintaan terhadap LPG 3 Kg bersubsidi ini ditengarai akibat penggunaan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya. Hal ini diperkuat dengan adanya temuan di lapangan bahwa LPG 3 Kg bersubsidi digunakan oleh pengusaha rumah makan, laundry, genset, dan rumah tangga mampu.

Berdasarkan data penyaluran harian LPG 3 Kg bersubsidi, hingga akhir November 2017, realisasi penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi telah mencapai 5,750 juta MT, atau 93% dari kuota yang ditetapkan pada APBN-P 2017 sebesar 6,199 juta MT. Sampai dengan akhir Desember 2017, penyaluran LPG 3 kg bersubsidi diperkirakan akan melebihi kuota sekitar 1,6% di atas kuota APBN-P 2017 tersebut.(dia)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement