Berita
Oleh M Anwar pada hari Senin, 12 Feb 2018 - 08:20:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Yenny Wahid: Ada Benang Merah dalam Penyerangan Pemuka Agama

82yenny-wahid.jpg
Yenny Wahid. (Sumber foto : dok istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid, putri presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid, menanggapi penyerangan di Gereja St Lidwina, Sleman, dan kasus penyerangan yang menimpa pemuka agama. Menurut Yenny, berbagai penyerangan yang terjadi kepada pemuka agama seolah-olah random, tapi dia meyakini ada benang merah atas peristiwa tersebut.

“Berbagai penyerangan yang seolah terjadi secararandomakhir-akhir ini, namun tetap ada benang merahnya,” kata Yenny, Minggu(11/2/2018) kemarin.

Benang merah itu, kata Yenny, terlihat dari korbannya yang sama-sama pemuka agama dan penyerangannya tidak memiliki motif yang jelas. Dia menuturkan, bila kasus-kasus itu memang disengaja, motifnya adalah untuk menciptakan rasa tidak aman di tengah masyarakat. “Serta provokasi agar tercipta konflik horizontal,” ujarnya.

Yenny mengimbau semua umat beragama tetap tenang dan tidak terprovokasi. Ia juga mendesak aparat keamanan segera melakukan investigasi demi menghindari spekulasi di masyarakat.

Baca:Begini Detik-detik Penyerangan Gereja St Lidwina Sleman

Penyerangan terhadap jemaat Gereja St Lidwina, Sleman, terjadi pada Ahad pagi, 11 Februari 2018. Terekam dalam sebuah video yang diterimaTempo, seorang pria memasuki gereja, menyerang dan mengacungkan pedangnya. Pelaku telah diketahui bernama Suliyono, seorang mahasiswa berumur 23 tahun. Ia melukai empat anggota jemaat setelah memasuki gereja, lalu berjalan ke altar dan melukai Romo Prier yang sedang memimpin misa.

“Umat sedang menyanyi dalam acara kemuliaan, lalu ada seseorang membawa pedang dan melukai beberapa orang sebelum berjalan ke altar,” ujar Heni, saksi dalam kejadian tersebut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Yulianto menyatakan korban berjumlah empat orang dan sedang dirawat di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada. Menurut Yulianto, walaupun kejadian tersebut terjadi di Gereja St Lidwina, aksi itu bukan sebuah teror, melainkan kasus penganiayaan.

“Kalau teror kanpakebom. Ini orang bacok, jadi termasuk kasus penganiayaan,” katanya. (aim)

tag: #jateng  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement