JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Handayani Nefo Kertopati menyarankan pemerintah menggunakan pendekatan humanis guna menjawab tantangan perang Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Susaningtyas khawatir pendekaran militeristik akan meninggalkan trauma bagi rakyat Papua.
"Harus ada pendekatan budaya yang masif agar rakyat Papua dapat menerima semangat persatuan kesatuan NKRI dengan legowo," katanya dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Jumat (30/3/2018).
Mantan Anggota DPR ini menilai, masih adanya serangan dari Orang Tidak Dikenal (OTK) di Timika mengindikasikan OPM masih ada.
"Strategi menghadapi OPM dapat dilakukan melalui pendekatan ke Melanesia Spearhead Group (MSG). Tidak saja MSG, Indonesia dapat merangkul negara-negara kecil lainnya yang tergabung ke dalam Polynesian Leaders Group dan Pacific Islands Forum," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku tidak takut dengan ultimatum perang yang dikeluarkan oleh Gerakan Separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Ryamizard menekankan kekuatan militer Indonesia lebih kuat dibandingkan OPM.
"Mereka (OPM) ajak perang? Ya perang aja. Orang ajak perang masa makan soto sih," kelakar Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018).
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menjawab ultimatum perang ini merupakan tugas TNI karena sudah mengancam keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pokoknya kalau keselamatan bangsa kemudian kedaulatan rakyat, keutuhan bangsa terganggu itu urusan tentara," kata Ryamizard.(plt)