Berita
Oleh Bara Ilyasa pada hari Selasa, 01 Mei 2018 - 01:26:07 WIB
Bagikan Berita ini :

Soal Data TKA, PKS: Kerja Ombudsman Dilindungi Undang-undang

53dc7320ab6a8e306705f95da705f27024_630x420_thumb.jpg.jpg
Politisi PKS, Mardani Ali Sera. (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera menilai,temuan Ombudsman soal sejumlah terkait Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia sudah sesuai aturan.

Ombudsman, kata Mardani, bekerja berdasarkan Undang-Undang sehingga temuannya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Hal ini disampaikan Mardani menanggapi banyaknya komentar dari publik bahwa kinerja Ombudsman mengenai temuan data TKA berdasarkan asumsi.

"Ombudsman itu bekerja berdasarkan Undang-Undang, bukan berdasarkan like or dislike (suka atau tidak suka)," tegas Mardani Ali Sera kepada TeropongSenayan, Senin (30/4/2018).

Untuk itu, politisi PKS itu menyatakan, pihaknya mendukung penuh kinerja Ombudsman dalam mengungkap data-data TKA yang masuk ke Indonesia.

"Maju terus Ombudsman," tandasnya.

Diketahui, sebelumnya politisi PDI-P, Kusuma Sundari menilai, temuan TKA versi lembaga pengawasan Ombudsman itu keliru.

Eva menuding Ombudsman tidak memiliki metodologi tepat dalam penyelidikan yang dilakukannya terkait TKA.

"Saya melihat tidak ada tertib akademik di dalam pemantauan yang dilakukan Ombudsman. Karena dalam logika ekonomi harusnya pemantauan itu year to year (tahun ke tahun), bukan per lima bulan ada penumpang pesawat dianggap TKA, itu aneh," kata Eva di Gedung MPR-RI, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2018).

Anggota Komisi XI DPRitu juga melihat, Ombudsman dalam investigasinya hanya menggunakan asumsi.

"Ombudsman tidak menggunakan logika ekonomi dasar. Dia kan menggunakan asumsi," cetus dia.

Ia menjelaskan, bahwa selama ini jumlah orang-orang China yang berkeliling dunia mencapai ratusan juta.

"Orang China yang bertraveling di seluruh dunia kan 150 juta, kalau kemudian 1.000 di sini kan piknik disebutnya. Di Sulawesi Utara, sekarang di sana 20% APBD-nya disumbang oleh turis. Dan mostly (paling banyak) dari China, kemudian NTT ada kenaikan kontribusi dan seterusnya," beber Eva.

Eva pun menepis kabar bahwa turis yang berkunjung ke Indonesia pada akhirnya menjadi TKA.

"Orang yang mau jadi turis dan TKA itu prosedurnya beda. kalau turis kan gak usah ke Kemenaker, kalau TKA ya harus ke Kemenaker," pungkasnya. (Alf)

tag: #pks  #ombudsman  #tenaga-kerja-asing-tka  #pdip  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

MK Jamin Tak Ada Deadlock saat Pengambilan Keputusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) menjamin tidak akan ada deadlock dalam pengambilan putusan sengketa Pilpres 2024. Saat ini, Hakim Konstitusi masih melaksanakan rapat ...
Berita

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Penyumbang Dividen Terbesar

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik ...