Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Rabu, 02 Mei 2018 - 11:02:11 WIB
Bagikan Berita ini :
Hardiknas 2018

Pendidikan di Sektor Kreatif Kurang Diperhatikan Pemerintah

5Anang_Hermansyah_1.jpg.jpg
Anang Hermansyah (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018 harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperhatikan pendidikan di sektor kreatif. Karena di sektor ini memiliki potensi yang besar dalam turut berkontribus perekonomian nasional.

Demikian diungkapkan anggota Komisi X DPR RI Anang Hermansyah. Menurutnya, untuk memajukan sektor ekonomi kreatif di Indonesia harus ditopang dengan pendidikan dan pengetahuan yang memadai.

Menurut dia, dengan dasar pendidikan akselerasi di sektor kreatif akan semakin cepat.

"Data riset Ekraf dan BPS tahun 2015 mengungkapkan jumlah pekerja di sektor ekraf didominasi lulusan SMA sebanyak 57,20% dan 36,10% lulusan SMP ke bawah. Hanya 6,7% pekerja di sektor ekraf berpendidikan diploma ke atas," papar Anang di sela-sela reses di Surabaya, Rabu (2/5/2018).

Selain itu, kata Anang, dalam riset tersebut juga terungkap, mayoritas tenaga kerja di sekor ekonomi kreatif didominasi tenaga kerja berjenis "blue collar" yang terdiri dari tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa, tenaga produksi dan pekerja kasar sebesar 92,19%.

"Hanya 7,8% pekerja di ekonomi kreatif yang masuk kategori 'white collar' yang merupakan tenaga profesional, teknisi dan tenaga yang sesuai dengan bidangnya," urainya.

Musisi asal Jember ini pun mencontohkan, persoalan yang terjadi di industri film nasional yang disebut berpotensi mengalami krisis tenaga kerja profesional.

Menurut dia, informasi yang diperoleh dari pekerja film, selama tahun 2018 ini ditaksir sebanyak 150 produksi film yang setiap film membutuhkan rata-rata 120 tenaga kerja.

"Pekerja film Joko Anwar menyebutkan jika satu bulan terdapat 12 produksi film, maka dibutuhkan 1400 kru film. Masalahnya, ketersediaan kru film saat ini tidak mencukupi," sebut Anang.

Situasi tersebut, menurut Anang, merupakan salah satu contoh persoalan yang muncul di sektor ekonomi kreatif terkait dengan penguatan SDM. Dia menegaskan pemerintah harus memikirkan penguatan SDM di sektor kreatif jika ingin serius menggarap sektor ini.

"Maka mau tidak mau, pemerintah harus membuat terobosan dengan menggarap secara serius pendidikan di bidang kreatif," tandas Anang.

Selain itu, kata Anang, sektor pendidikan akan berkorelasi pada kualitas kreatif yang dihasilkan. Ia meyakini, jika investasi pendidikan di sektor kreatif dapat digarap dengan bagus maka perkembangan ekonomi kreatif di tanah air akan meninkat.

"Yang perlu dicatat juga, pendidikan sektor kreatif ini juga harus merata di seluruh wilayah Indonesia dengan menyesuaikan karakteristik masing-masing daerah," pungkas Anang.(yn)

tag: #pendidikan  #kemendikbud  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement