JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Mantan Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli berbagi cerita saat bergantinya rezim Orde Baru ke era Reformasi.
"Tahun 1998 Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi yang besar. Biasanya ekonomi kita tumbuh 6 persen karena krisis tersebut ekonomi kita jadi turun hingga minus 13 persen total anjloknya 19 persen," ungkap dia di Jakarta, Senin, (21/5/2018).
Rizal melanjutkan, kondisi perusahaan-perusahaan besar banyak yang mengalami kebangkrutan. Sejumlah bank besar seperti, BCA dan Danamon di-rush oleh para nasabahnya dan membuat nyaris bangkrut.
"Sehingga harus dibantu oleh dana BLBI sebesar 80 milliar dollar pengganguran meningkat menjadi 40 persen karena krisis besar tersebut," terang dia.
Tidak hanya itu, lanjut eks Menteri Koordinator Kemaritiman ini, di semester 1 pertama tahun 1998 supermarket - supermarket di Indonesia juga tidak menyediakan bahan sembako seperti beras.
"Hal itu membuat masyarakat panik dan menginginkan perubahan. Namun demikian pak Harto yang saat itu berada di Mesir terjadilah kerusuhan besar. Terlebih lagi saat itu pemerintah berhasil dibujuk oleh IMF untuk menaikan harga BBM hingga 72 persen dan harga minyak tanah 42 persen pada 1 Mei 1998," ungkapnya.
Rizal mengakui hal itu pula yang membuat mahasiswa - mahasiswa disetiap daerah melakukan demonstrasi besar - besaran. Kala itu, kata Rizal, Makasar menjadi daerah pertama yang menggelar demonstrasi.
"Tanggal 2 terjadi demonstrasi yang rusuh di Makasar dilanjutkan tanggal 3 dan 4 Medan habis itu masuk Surabaya, Yogyakarta, Solo yang hancur lebur kemudian baru masuk ke Jakarta tanggal 11 dan 12 Mei," pungkasnya.(yn)